MAKALAH KEPERAWATAN SISTEM
REPRODUKSI II
KONSEP DASAR KONTRASEPSI
Aprilia Putri Sartika (121.0013)
Lusy Andi Pratiwi (121.0057)
Mustika Larasati. P (121.0067)
Rizki Adista Sukma (121.0091)
Sujiati (121.0101)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Keluarga berencana adalah untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal
tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun
menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya
itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan
kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro,2005).
Alat kontrasepsi terdiri dari beberapa jenis, seperti kontrasepsi sederhana,
kontrasepsi hormonal, kontrasepsi alat, dan kontrasepsi mantap. Kontrasepsi
sederhana merupakan suatu cara yang dapat dikerjakan sendiri oleh peserta
keluarga berencana, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu (Saifuddin,2008).
Berbagai tulisan
menunjukkan keberhasilan program KB dalam mengendalikan angka kelahiran yang
ditandai dengan penurunan Total Fertility Rate (TFR). Sejak tahun 1970 hingga
tahun 1991 TFR menurun hingga mencapai 3,0. Tahun 1995 TFR mengalami penurunan
menjadi 2,8, dan mencapai 2,6 di tahun 2007. Penurunan angka kelahiran tersebut
berkaitan dengan pemakaian alat kontrasepsi. Data menunjukkan adanya pola
hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi dengan rendahnya fertilitas.
Beberapa provinsi di Indonesia yang angka fertilitasnya rendah seperti di
Provinsi DIY (1,8) memiliki angka prevalensi kontrasepsi yang tinggi (66
persen), sedangkan di Provinsi NTT fertilitasnya cukup tinggi (4,1) ternyata angka
prevalensi kontrasepsinya hanya 42 persen. Namun demikian ditemukan pula
provinsi dengan tingkat fertilitas rendah dan angka prevalensi kontrasepsi yang
juga rendah. Sebagai contoh di Provinsi DKI Jakarta angka kelahirannya 2,1,
sedangkan angka prevalensi kontrasepsi hanya 60 persen (dibawah angka nasional
61 persen). Kondisi ini mengindikasikan pemakaian alat kontrasepsi sebagai
salah satu variabel yang secara langsung berpengaruh terhadap fertilitas
kontribusinya tidak sama di tiap daerah.
Dari berbagai studi yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pemakaian
alat kontrasepsi terbukti mampu menurunkan angka kelahiran (Ananta, et.al,
1993; Bongaarts, 1978; Hull, 1976; Becker, 1960; Easterlin, 1958). Sebagai
contoh di Nepal, penggunaan alat kontrasepsi berhasil menurunkan angka
kelahiran menjadi 4,2, sementara di India angka ini mencapai 3,5 dan Bangladesh
sebesar 2 (Mishra, Jayaraman dan Arnold, 2009).
"Banyak Anak
Banyak Rejeki" adalah kepercayaan kuno orang zaman dulu karena semakin
banyak anak maka semakin banyak sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk
membantu kegiatan ekonomi keluarga. Zaman modern sekarang ini justru menganggap
dua anak cukup guna membentuk keluarga berencana atau keluarga berkualitas
alias KB. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk
melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga
berncana ( KB ) sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka
kematian ibu. Banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat
dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi
yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat kontrasepsi
untuk wanita, juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang
menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih
kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat
kontrasepsi tersebut. Selain itu, alat kontrasepsi sangat mudah di dapatkan
seperti di minimarket. Tugas kita sebagai tenaga medis yaitu berusaha membantu
masyarakat agar mereka mau menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan
program pemerintah yaitu setiap keluarga memiliki anak 2 orang.
1.2
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana konsep dasar kontrasepsi yang
aman untuk pasangan suami istri usia muda ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan
umum
Agar
mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai konsep dasar kontrasepsi yang
aman untuk pasangan suami istri usia muda.
1.3.2
Tujuan
khusus
1.
Agar mahasiswa mampu menjelaskan
definisi konseling kontrasepsi
2.
Agar mahasiswa mampu menjelaskan
efektifitas alat kontrasepsi
3.
Agar mahasiswa mampu menjelaskan
keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi
4.
Agar mahasiswa mampu menjelaskan efek
samping dan komplikasi alat kontrasepsi
5.
Agar mahasiswa mampu menjelaskan cara
penggunaan alat kontasepsi
6.
Agar mahasiswa mampu menyebutkan
kontraindikasi alat kontrasepsi
7.
Agar mahasiswa mampu menyebutkan kondisi
khusus indikasi alat kontrasepsi
8.
Agar mahasiswa mampu menjelaskan
pencegahan infeksi menular seksual
9.
Agar mahasiswa mampu menjelaskan waktu
dan kunjungan dalam melakukan konseling kontrasepsi
1.4
Manfaat
1.
Mahasiswa mampu menjelaskan definisi
konseling kontrasepsi
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan efektifitas
alat kontrasepsi
3.
Mahasiswa mampu menjelaskan keuntungan
dan kerugian alat kontrasepsi
4.
Mahasiswa mampu menjelaskan efek samping
dan komplikasi alat kontrasepsi
5.
Mahasiswa mampu menjelaskan cara
penggunaan alat kontasepsi
6.
Mahasiswa mampu menyebutkan
kontraindikasi alat kontrasepsi
7.
Mahasiswa mampu menyebutkan kondisi
khusus indikasi alat kontrasepsi
8.
Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan
infeksi menular seksual
9.
Mahasiswa mampu menjelaskan waktu dan
kunjungan dalam melakukan konseling kontrasepsi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konseling
Konseling
adalah bimbingan yang dilakukan kepada klien untuk membantu klien memutuskan
pilihan terhadap sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya. Konseling KB yang
baik dapat membuat klien merasa puas dan lebih lestari menggunakan
kontrasepsinya.
Dalam memberikan
konseling, khususnya kepada klien KB baru, petugas konseling harus menerapkan 6
langkah pelayanan konseling yang dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan
SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan, karena petugas harus
menyesuaikan dengan kebutuhan klien. Artinya setiap konseling memiliki situasi
dan kondisi yang berbeda.
Kata kunci SATU TUJU dapat
dijabarkan sebagai berikut.
SA: Beri salam kepada klien dengan sopan.
Berikan perhatian penuh dan berbicara di tempat yang nyaman. Yakinkan klien
untuk mempunyai rasa percaya diri. Beri klien penjelasan tentang apa yang bisa
dibantu serta penelasan tentang pelayanan KB yang bisa ia dapatkan.
T: Tanyakan pada klien tentang dirinya.
Bantu klien bercerita tentang pengalaman KB dan kesehatan reproduksinya.
Tanyakan pula keadaan keluarganya. Kemudian tanyakan pada klien apakah memiliki
keinginan kontrasepsi tertentu. Berikan perhatian penuh pada klien, cara
bicaranya, gerak isyaratnya, dan kata-katanya. Perhatikan baha kita sedang
memahami, ikut merasakan apa yang dirasakan klien.
U: Uraikan kepada klien mengenai
pilihannya, tergantung kebutuhan klien, beritahu klien tentang kontrasepsi yang
paling mungkin, termasuk pilihan berbagai kontrasepsi lainnya.
TU: Bantulah klien berpikir mengenai kontrasepsi
yang cocok baginya. Petugas membantu klien mempertimbangkan kriteria-kriteria jenis
kontrasepsi yang diingini serta apakah pasangannya akan memberikan dukungan
dengn pilihan tersebut. Jika memungkinkan ajaklah pasangannya untuk
mendiskusikan enis kontrasepsi yang telah dipilih.
J: Jelaskan secara lenggkap bagaimana
cara menggunakan kontrasepsi pilihannya dengan tepat. Jika memungkinkan
perlihatkan ujud kontrasepsinya. Doronglah klien untuk bertanya dan petugas
menjaab dengan sebaik-baiknya. Kemudian uji klien apakah sudah mengerti
bagaimana menggunakan kontrasepsinya.
U: Sampaikan kapan klien harus kembali
untuk melakukan pemeriksaan ulang/ ;anjutan. Perlu juga mengingatkan klien
untuk kembali apabila ada suatu masalah tentang kontrasepsi yang dipakainya.
Sebelum pulang, klien diminta mengulang informasi untuk mengulang informasi
untuk memastikan baha klien benar-benar mngerti dan memahami informasi yang
telah diberikan oleh petugas.
2.2 Efektifitas Alat
Kontrasepsi
Kemampuan alat
kontrasepsi mencegah kehamilan tergantung pada kepatuhan pengguna kontrasepsi
tersebut. Angka kegagalan yang tinggi pada satu jenis alat kontrasepsi
menunjukkan pada klien baha alat tersebut kurang efektif dibandingkan dengan
alat kontrasepsi lainnya.
Petugas dapat
membantu klien tentang penggunaan suatu kontrasepsi secara konsisten dan benar.
Efektivitas adalah alasan penting untuk memilih suatu jenis kontrasepsi,
meskipun beberapa klien memiliki alasan lain dalam memilih kontrasepsi.
Tabel 1. Keefektifan masing-masing kontrasepsi
No
|
Jenis Kontrasepsi
|
% kehamilan dari 100 wanita (bila digunakan secara benar dan
konsisten dalam 1 tahun pertama)
|
1
|
Kondom
|
2-12
|
2
|
Pil kombinasi
|
1
|
3
|
Suntuk 3 bulan
|
0,3
|
4
|
Implant
|
0,2-1
|
5
|
IUD
|
0,6-0,8
|
6
|
Vasektomi
|
0,5
|
7
|
Tubektomi
|
0,2-4
|
2.3 Keuntungan dan
Kerugian Alat Kontrasepsi
Klien perlu
mengetahui keuntungan dan keruian suatu jenis kontrasepsi bagi dirinya. Hal
yang penting diingat bahwa kerugian yang terjadi pada seorang klien dapat
menjadi keuntungan bagi klien lainnya.
Tabel 2. Keuntungan dan kerugian masing-masing kontrasepsi
Jenis Kontrasepsi
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
IUD
|
1.
Sangat efektif
2.
Praktis
3.
Bisa dipakai dalam jangka waktu
lama
4.
Tidak terganggu faktor lupa
5.
Tidak mengganggu produksi ASI
|
Harus dipasang dan dicabut oleh
petugas kesehatanyang terlatih.
|
Pil KB kombinasi
|
1.
Mudah penggunaannya
2.
Mengurangi rasa sakit waktu
menstruasi
3.
Mencegah anemia
4.
Mengurangi kemungkinan infeksi
panggul
5.
Cocok digunakan untuk menunda
kehamilan pertama saat PUS muda
|
1.
Memerlukan disiplin tinggi
2.
Mengurangi produksi ASI
3.
Meningkatkan resiko infeksi
klamidia dan jamur
4.
Meningkatkan tekanan darah dan
berat badan
5.
Kembalinya kesuburan lambat
|
Kondom
|
1.
Murah, mudah didapat, tidak perlu
resep dokter
2.
Mudah penggunaanya
3.
Mencegah penularan penyakit
kelamin
4.
Mencegah kanker leher rahim
5.
Mencegah ejakulasi dini
|
1.
Mengganggu kenyamanan bersenggama
2.
Selalu memakai kondom baru
3.
Terkadang timbul reaksi alergi
4.
Tingkat kegagalan cukup tinggi
bila terlambat memakai atau kondom bocor
|
Suntik KB 3 bulan
|
1.
Praktis, efektif, dan aman
2.
Cocok digunakan untuk ibu menyusui
|
1.
Harus menggunakan resep dokter
2.
Sering mengubah pola haid
3.
Harus dilakukan oleh petugas
kesehatan
|
Implant
|
1.
Praktis, efektif, dan aman
2.
Tidak ada faktor lupa
3.
Masa pakai jangka panjang
4.
Dapat dipakai oleh ibu yang tidak
cocok hormon estrogen
|
1.
Pemasangan dan pecabutan harus
dilakukan oleh petugas kesehatan
2.
Lebih mahal dari cara KB jangka
pendek lainnya
3.
Pemakaian tidak dapat dihentikan
sewaktu-waktu
|
Vasektomi/MOP
|
1.
Morbiditas kecil dan tidak ada
mortalitas
2.
Klien tidak perlu dirawat di RS
3.
Prosedur pelaksanaan relatif cepat
(15 menit)
4.
Tidak mengganggu huubungan seksual
|
1.
Harus dilakukan dengan pembedahan
2.
Bisa dimungkinkan komplikasi
perdarahan dan infeksi
3.
Masih harus menunggu beberapa
waktu (15-20x ejakulasi) untuk menjadi benar-benar steril
|
Tubektomi/MOW
|
1.
Dapat dilakukan di RS kecil
2.
Dapat dilakukan pasca persalinan
maupun pasca keguguran
3.
Kontraindikasi tidak banyak
4.
Dapat dilakukan anastesi lokal
5.
Waktu pembedahan singkat dan tidak
perlu rawat inap
6.
Masa penyembuhan cepat
7.
Irisan pada perut kecil, sehingga
tidak mengganggu secara kosmetik
8.
Efektifitas langsung setelah
sterilisasi
|
1.
Harus dengan tindakan pembedahan
2.
Masih dimungkinkan komplikasi
perdarahan dan infeksi
|
2.4 Efek Samping dan
Komplikasi Alat Kontrasepsi
Beberapa jenis
kontrasepsi mempunyai kemungkinan efek samping, maka dari itu klien harus
mengetahuinya sebelum memilih dan menggunakan kontrasepsi tersebut. Klien perlu
mengetahui bagaimana gejala yang timbul. Apabila ada gejala, segera
memeriksakan diri ke dokter atau bidan.
Masalah
|
Cara Penanggulangan
|
Kondom
Efek Samping :
1.
Kondom rusak
2.
Reaksi alergi
3.
Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
|
1.
Anjurkan untuk membuang kondom tersebut dang anti dengan yang baru
atau ganti metode lain.
2.
Konsultasi ke tempat pelayanan.
3.
Pemantapan konseling atau
anjurkan pemakaian metode kontrasepsi lain.
|
Pil
Efek Samping :
1.
Gangguan menstruasi
2.
Mual dan muntah
3.
Nyeri kepala
4.
Rasa nyeri/ tegang di payudara
5.
Penurunan ASI
6.
Tekanan darah tinggi
7.
Berat badan meningkat
|
1.
Jelaskan bahwa gangguan ini bersifat individual dan sementara.
2.
Jelaskan bahwa gangguan ini besifat individual dan sementara. Anjurkan
meminum pil sesaat setelah makan atau menjelang tidur. Bila mual tidak hilang
rujuk ke tempat pelayanan.
3.
Rujuk ke tempat pelayanan
4.
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara, yaitu 3 bulan sejak
minum pil. Sarankan agar memakai pakaian dan bh yang tidak ketat. Bila nyeri
belum hilang juga, rujuk ke tempat pelayanan.
5.
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara. Anjurkan ganti cara
kontrasepsi.
6.
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individual. Sarankan
untuk mengurangi konsumsi garam. Bila tekanan masih tinggi, rujuk ke tempat
pelayanan.
7.
Jelaskan bahwa gejala ini bersifat individual.
|
Suntik 3 bulan
Efek Samping :
1.
Tidak menstruasi
2.
Pertambahan berat badan
3.
Sakit kepala (terutama disertai gangguan penglihatan)
4.
Tekanan darah tinggi
Komplikasi :
1.
Perdarahan haid banyak dan tidak ada sebab selain karena kontrasepsi.
2.
Infeksi bekas suntikan
|
1.
Tentukan ada tidaknya kehamilan. Bila tidak hamil lakukan konseling,
namun bila hamil rujuk ke tempat pelayanan.
2.
Sarankan klien untuk
mengatur pola makan. Apabila klien merasa tidak
nyaman dengan pertambahan berat badannya sebaiknya ganti metode kb lain.
3.
Rujuk ke tempat pelayanan untuk penanganan lebih lanjut.
4.
Rujuk ke tempat pelayanan untuk penangan lebih lanjut.
1.
Rujuk ke tempat pelayanan untuk penanganan lebih lanjut.
2.
Rujuk ke tempat pelayanan untuk penanganan lebih lanjut.
|
Implant
Efek Samping :
1.
Tidak datang haid
2.
Perdarahan lama dan banyak
3.
Nyeri payudara
4.
Perdarahan bercak
Komplikasi :
Bekas sayatan implant infeksi
|
1.
Hal ini biasa terjadi pada pemakaian implant. Meskipun begitu, tidak
haid selama 6 minggu setelah haid mungkin merupakan tanda kehamilan, maka
segera dibawa ke klinik untuk penanganan.
2.
Segera dibawa ke petugas
kesehatan untuk penanganan lebih lanjut.
3.
Segera di bawa ke petugas
kesehatan untuk penanganan lebih lanjut.
4.
Terangkan pada akseptor bahwa perdarahan diantara haid sering terjadi
pada pemakai implant pada awal pemakaian. Pada umumnya setelah 9-12 bulan
perdarahan akan teratur kembali.
Segera rujuk ke pusat kesehatan terdekat
|
IUD
Efek Samping :
Perdarahan pada tiga bulan pertama pemakaian
Komplikasi :
1.
Nyeri perut bagian bawah dan keputihan yang berbau
2.
Benang AKDR
hilang (tidak tampak)/ kemungkinan translokasi
3.
Perasaan kurang enak, demam,
dan menggigil
|
Jika permasalahan ringan, anjurkan agar dilakukan konseling dan apabil
perdarahan banyak rujuk ke tempat pelayanan.
1.
Segera bawa ke tempat pelayanan untuk pengobatan selanjutnya, karena
kemungkinan terjadi infeksi.
2.
Jika akseptor mengetahui
bahwa akdrnya telah keluar, sarankan segera ke klinik atau rs terdekat.
3.
Segera bawa ke tempat
pelayanan untuk pengobatan selanjutnya, karena kemungkinan terjadi infeksi.
|
Vasektomi
Sampai 24 jam pasca tindakan
Komplikasi :
1.
Perdarahan sedikit dari luka operasi yang membasahi plester penutup
luka.
2.
Perdarahan banyak hingga membasahi dan menetes keluar plester penutup
luka. Terasa nyeri di daerah luka, biasanya disertai mual dan pusing
3.
Terjadi bengkak pada skrotum
karena infeksi
Setelah lebih dari 24 jam
pasca tindakan
Komplikasi :
Panas tinggi, rasa sangat
nyeri di daerah luka dan bernanah
Setelah satu tahun /
jangka panjang
Efek Samping :
1.
Pegal dan nyeri dikantong zakar, jika dipegang ada benjolan sebesar
biji kacang
2.
Masalah penurunan libido (gairah seksual)
|
1.
Jika perdarahan tidak bertambah banyak, biarkan, biasanya kering
sendiri. Jika perdarahan makin banyak, segera dibawa ke pusat kesehatan
terdekat
2.
Jika waktu memungkinkan, segera dibawa ke klinik tempat dilakukan
tindakan. Jika waktu tidak memungkinkan, sementara dikompres dengan es yang
dibungkus dengan kain bersih. Selanjutnya dibawa ke rumah sakit.
3.
Segera bawa ke klinik
atau rs untuk penanganan lebih lanjut.
Bawa kembali ke klinik untuk
penanganan luka
1.
Dibawa kembali ke klinik
atau rs untuk pelayanan lebih lanjut.
2.
Disarankan agar konsultasi
ke dokter / psikiater
|
Tubektomi
Sampai 24 jam pasca tindakan
Komplikasi :
1.
Perdarahan sedikit dari luka operasi yang membasahi plester penutup
luka
2.
Perdarahan banyak hingga membasahi dan menetes keluar plester penutup
luka
3.
Terasa nyeri di daerah luka, biasanya disertai mual dan pusing.
Setelah lebih dari 24 jam pasca tindakan
Komplikasi :
Panas tinggi, rasa sangat
nyeri di daerah luka dan bernanah
|
1.
Jika perdarahan tidak bertambah banyak, biarkan, biasanya kering
sendiri.
2.
Jika pedarahan makin banyak, segera dibawa ke pusat kesehatan
terdekat. Jika waktu memungkinkan, segera dibawa ke klinik tempat dilakukan
tindakan. Jika waktu tidak memungkinkan, sementara dikompres dengan es yang
dibungkus dengan kain bersi. Selanjutnya dibawa kerumah ke rumah sakit.
3.
Segera rujuk ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Bawa ke RS untuk penanganan luka
|
2.5 Cara Penggunaan Alat
Kontrasepsi
Petunjuk yang praktis
dan jelas sangan membantu. Petunjuk sebaiknya meliputi apa yang dapat dilakukan
klien jika mereka membuat suatu kesalahan pada penggunaan kontrasepsi yang
sedang dipakai. Missalnya lupa minum pil. Serta apa yang dapat dlakukan petugas
dank lien jika suatu masalah terjadi, misalnya timbul efek samping. Mungkin
klien membutuhkan bantuan apabila suatu saat lupa minum pil.
Metode
KB
|
Keterangan
|
Uraian
|
PIL KB
|
Definisi
Cara kerja
Efek samping
Untuk wanita menyusui
Perhatian
Penurunan efek obat
Tempat pelayanan
Kunjungan ulang
Lupa 1 pil
Lupa 2 pil
Lupa 3 pil
|
Pil KB adalah tabelt yang mengandung hormon estrogen dan progesterone,
disebut juga pil kombinasi.
1.
Mengentalkan lender pada
leher Rahim sehingga mempersulit sperma masuk ke rahim.
2.
Mencegah pematangan sel telur.
Mual, berat badan bertambah, sakit kepala.
Pil baru boleh digunakan setelah 6 bulan persalinan karena dapat
mempengaruhi produksi ASI.
Wanita hamil atau diduga hamil, penyakit jantung, penyakit hati,
diabetes mellitus, tromboflebitis, menderita kanker payudara, riwayat
epilepsy atau migren.
Rifampicin, barbiturate, fenitolin, fenilbutazon.
RS, RSB, puskesmas, pustu, dokter / bidan praktek swasta, polindes,
PPKBD.
Sebelum atau menjelang pil habis, klien sudah harus mendapatkan pil
baru untuk bulan berikutnya
Segera minum tabelt jika teringat, sekaligus minum 2 pil pada hari
yang sama, lalu kembali ke jadwal semuala. Tidak diperlukan back up (kondom).
Segera minum 2 pil setiap hari selama 2 hari. Diperlukan back up
kondom.
1.
Bila lupa pada minggu ketiga, teruskan minum pil sampai hari sabtu,
kemudian mulai dengan paket baru pada hari minggunya sampai habis, perlu back
up kondom.
2.
Bagi pengguna pil yang lupa pada hari pertama haid langsung mulai
paket baru dan menggunakan back up kondom selama 7 hari.
3.
Bagi yang minum mulai hari minggu, lanjutkan pil sampai hari sabtu
kemudian mulai dengan paket baru hari minggunya dan menggunakan back up
kondom sampai 7 hari.
|
Suntik KB 3 bulan
|
Definisi
Cara kerja
Efek samping
Untuk wanita menyusui
Perhatian
Penurunan efek obat
Tempat pelayanan
Kunjngan ulang
|
1.
Suntik KB 3 bulan adalah hormone progestin yang diberikan dengan cara
suntikan untuk mencegah kehamilan.
2.
Contoh suntik KB 3 bulan: Depo Geston, Depo Progestin, Depo Provera, Noristerat.
Menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur)
1.
Menstruasi tidak teratur.
2.
Terjadi bercak pedarahan
3.
Berat badan bertambah
Baru boleh digunakan setelah
6 minggu persalinan.
Penyakit hati, diabetes mellitus, tromboflebitis, riwayat epilepsy
atau migren.
Rifampicin, barbiturate, fenitoin, fenibutazon.
RS, RSB, Puskesmas, pustu, dokter / bidan praktek swasta, polindes.
Sesuai tanggal yang telah diberitahukan oleh petugas pemberi
pelayanan.
|
Implant
|
Definisi
Cara kerja
Efek samping
Untuk wanita menyusui
Perhatian
Penurunan efek obat
Tempat pelayanan
Kunjungan ulang
|
Alat kontrasepsi yang mengandung homon progestron, berisi 2 batang, 6
batang, atau 1 batang implant terbuat dari silastic silicone rubber,
digunakan dengan cara memasukkannya di bawah kulit lengan.
1.
Mengentalkan lendir cervi
2.
Mengurangi transportasi sperma
1.
Perubahan pola haid
2.
Nyeri kepala
3.
Mual
4.
Peningkatkan berat badan
Boleh diberikan setelah 6
minggu setelah persalinan.
Penyakit hati, diabetes mellitus, tromboflebitis, riwayat epilepsy
atau migren
Rifampicin, barbiturate, fenitoin, fenibutazon.
1.
RS, RSB, puskesmas, dokter
bidan praktek swasta, mobil pelayanan KB.
2.
Harus dipasangkan oleh
tenaga terlatih bersertifikat.
Masa pakai implant adalah 3-5 tahun. Kun jungan ulang dilakukan jika
implant sudah waktunya dilepas sesuai intruksi petugas, kecuali jika terjadi
efek samping berat.
|
Kondom
|
Definisi
Cara kerja
Untuk wanita menyusui
Efek samping
Perhatian
Tempat pelayanan
|
Selaput karet / latex yang dipasang pada penis selama berhubungan
seksual sehingga mencegah sperma bertemu dengan sel telur.
1.
Mencegah masuknya sperma ke dalam vagina selama berhubungan seksual.
2.
Mencegah IMS
Tidak ada efek, cocok digunakan untuk penegahan kehamilan selama
wanita masih menyusui bayinya.
Reaksi alergi terhadap bahan kondom maupun pelicinnya.
Kondom jangan dipakai jika bunkus rusak suah masuk tanggal kadaluarsa,
atau kondom berubah warna.
RS, puskesmas, pustu, dokter / bidan praktek swasta, polindes, PPKBD,
apotek.
|
IUD
(copper T)
|
Definisi
Cara kerja
Efek samping
Untuk wanita menyusui
Komplikasi
Perhatian
Tempat pelayanan
Kunjungan ulang
|
Alat KB berupa lilitan
tembaga berbentuk huruf T yang dipasang di dalam rahim.
1.
Mencegah implantasi telur
dalam uterus.
2.
Menghambat kemampuan sperma masuk ke tuba.
3.
Mempengaruhi fertilisasi
1.
Keluar darah dari vagina
berupa bercak
2.
Keputihan
Aman digunakan untuk menyususi, karena tidak mempengaruhi ASI.
1.
Kemungkinan infeksi rongga panggul.
2.
Kemungkinan anemia, bila
perdarahan terus menerus.
IUD sebaiknya dipasang
langsung setelah melahirkan atau 6 minggu setelah prsalinan.
1.
RS, RSB, puskesmas, dokter / bidan
praktek swasta, mobil pelayanan KB.
2.
Harus dipasang oleh tenaga
terlatih bersertifikat.
3.
IUD dapat bertahan sampai 10 tahun.
Minimal 1x setahun
|
MOP/ vasektomi
|
Definisi
Cara kerja
Efek samping
Komplikasi
Perhatian
Tempat pelayanan
Kunjungan ulang
|
Metode operasi KB yang dilakukan pada pria dengan ccara mengikat vas
deferens (saluran sperma) sehingga sel sperma tidak dapat lewat, sedangkan
air mani tetap ada. Cara KB ini tidak memengaruhi pengeluaran
mani.
Tidak terjadi pembuahan karena sel sperma tidak dapat bertemu sel
telur.
1.
Nyeri
2.
Hematom (gumpalan darah)
3.
Granuloma sperma (benjolan kecil pada tempat
ikatan)
1.
Kemungkinan infeksi luka operasi
2.
Kemungkinan perdarahan.
1.
Klien tidak boleh mengangkat
benda-benda berat selama masa penyembuhan.
2.
Klien harus menggunakan
kondom 15-20 kali hubungan seksual pertama setelah dilakukan tindakan. Supaya
benar-benar terbebas dari sisa-sisa sel sperma yang masih ada.
3.
Luka operasi tidak boleh kena air selama 3 hari.
4.
Klien harus selalu menjaga
kebersihan luka operasi.
1.
RS, puskesmas, dokter praktek swasta yang melayani vasektomi, mobil
pelayanan KB.
2.
Harus dilakukan oleh tenaga dokter terlatih bersertifikat atau
spesialisasi urologi.
3 hari setelah tindakan.
|
MOW/ tubektomi
|
Definisi
Cara kerja
Efek samping
Komplikasi (jarang)
Untuk wanita menyusui
Perhatian
Tempat pelayanan
|
1.
Metode operasi KB yang dilakukan pada wanita dengan cara memotong atau
mengikat saluran sel telur sehingga sel telur tidak bisa bertemu.
2.
Operasi ini ada beberapa
macam teknik yaitu
a.
Laparaskopi oklusi tuba anastesi lokal (LOTAL)
b.
Minilaparatomi
Tidak ada pertemuan sel telur dan sperma.
1.
Nyeri
2.
Infeksi sekitar luka operasi
1.
Kemungkinan cedera organ perut
2.
Kemungkinan infeksi rongga panggul.
Aman, tidak mempengaruhi ASI.
1.
Klien harus memperoleh konseling yang baik dan memenuhi persyaratan sukarela
sebagai klien.
2.
Tempat pelayanan MOW harus memenuhi prosedur standar kamar operasi di
RS.
1.
RS
2.
Dilakuakan oleh spesials kandungan.
|
2.6 Kontra Indikasi Alat
Kontrasepsi
Petugas KB lapangan harus
mengetahui bahwa klien tertentu tidak boleh menggunakan jenis kontrasepsi
tertentu (kontraindikasi). Tabel berikut menjelaskan kontraindikasi dari
masing-masing kontrasepsi.
No
|
Jenis
Kontrasepsi
|
Yang
Tidak Boleh Menggunakan
|
1.
|
Kondom
|
1.
Alergi terhadap bahan kondom
2.
Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi bila
terjadi kehamilan
3.
Mengingnkan kontrasepsi jangka panjang
|
2.
|
Pil
kombinasi
|
1.
Penyakit liver, tumor, jantug, varises, dan darah
tinggi
2.
Menyusui
3.
Perdarahan dari vagina yang tidak diketahui
sebabnya
4.
Migrane/ sakit kepala sebelah
|
3.
|
Suntik
3 bulan
|
1.
Hamil
2.
Perdarahan dari vagina yang tidak diketahui
sebabnya
3.
Tumor
4.
Penyakit jantung, liver, darah tinggi, dan kencng
manis
5.
Sedang menyusui bayi kurang dari 6 minggu
|
4.
|
Implant
|
1.
Hamil
2.
Perdarahan dari vagina yang tidak diketahui
sebabnya.
3.
Penyakit jantung,
|
5.
|
IUD
|
1.
Hamil
2.
Gangguan
pembekuan darah
3.
Peradangan
alat kelamin
4.
Radang panggul
5.
Tumor rahim
|
6.
|
Vasektomi
|
1.
Peradangan
kulit disekitar kemaluan
2.
Penyakit
kencing manis
3.
Gangguan
pembekuan darah
|
7.
|
Tubektomi
|
1.
Penyakit
jantung dan paru
2.
Hernia
diagframatika/turunnya rongga dada
3.
Hernia
umbilicus/turunnya pusar
4.
Radang akut
selaput perut
|
2.7 Kondisi Khusus Indikasi Alat Kontrasepsi
Beberapa keadaan klien yang khusus
membutuhkan perhatian sebelum menggunakan salah satu metode kontrasepsi,
seperti dijelaskan dalam tabel berikut :
Karakteristik
|
Metode Kontrasepsi Aman &
Efektif
|
Metode Kontrasepsi Tidak
Digunakan
|
Kondisi Untuk Kehamilan
|
1. < 16 tahun
2. > 45 tahun
|
1.
Semua metode
2.
Semua metode
|
1.
Kontap
2.
Kontap
|
1.
Tidak aman
2.
Tidak aman
|
Menyusui
|
1.
Metode non
hormonal
2.
MAL
3.
Kondom
4.
IUD
5.
Pil
6.
Progesterone,
digunakan setelah 6 minggu kelahiran.
7.
Pil kombinasi
setelah 6 bulan kelahiran
|
Pil kombinasi setelah 6 bulan kelahiran
|
|
Belum punya anak
|
Semua metode
|
Kontap
|
|
Tekanan darah tinggi
|
1.
Obat &
suntik dalam pengawasan dokter
2.
Selain metode
hormonal
|
1.
Pil kombinasi
bila TD 160/100 atau lebih
2.
Suntik bila TD
180/100 atau lebih
|
|
Gangguan jantung &
sirkulasi darah
|
1.
Implant
2.
IUD
3.
Kondom
4.
MAL
5.
Sistem
kalender
|
1.
Pil kombinasi
2.
Suntik
|
Tidak aman jika
penyebabnya sumbatan arteri
|
Kencing manis
|
Hati-hati dalam menggunakan pil dan suntik
|
Pil kombinasi & suntik
bila kencing manis > 20tahun
|
Tidak aman bila disertai
penyakit menular
|
Nyeri kepala (gangguan neurologi/otak)
|
Semua metode kecuali pil kombinasi perlu berhati-hati
|
Pil kombinasi bila sakit kepala hebat & berulang
disertai penglihatan kabur, kesulitan gerak dan bicara
|
|
Perdarahan yang belum diketahui sebabnya
|
1.
Kondom
2.
Pantang
berkala
|
1.
Pil kombinasi
2.
Pil
progesterone
3.
Suntik
4.
IUD
|
|
Kanker payudara
|
1.
Kondom
2.
Pantang
berkala
3.
IUD
|
1.
Pil kombinasi
2.
Pil
progesterone
3.
Suntik
|
Tidak aman
|
Penyakit menular seksual
|
1.
Kondom
2.
Pil kombinasi
3.
Pil
progesterone
4.
MAL
|
IUD
|
Tidak aman bila terdapat
sifilis, HIV/AIDS dan GO
|
Hepatitis atau pembawa
|
1.
IUD
2.
Kondom
3.
Pantang
berkala
|
Pil bila masih dalam
keadaan sakit
|
Keterangan :
Metode MOW dan MOP aman dan efektif untuk setiap
karakteristik bagi yang memenuhi dilakukan pelayanan tersebut dengan prosedur
yang benar.
2.8 Pencegahan IMS
Petugas dapat membantu klien untuk mengetahui risiko
jika terkena PMS. Klien sebaiknya mengetahui bagaimana penggunaan kondom yang
juga dapat mencegah terkena IMS, meskipun mereka sudah menggunakan jenis
kontrasepsi lainnya. Petugas juga dapat menjelaskan mengenai perilaku seks aman
dan setia pada pasangan untuk menghindari IMS.
2.9 Waktu dan kunjungan
Beberapa jenis kontasepsi membutuhkan kunjungan
ulang untuk kelangsungan penggunaan kontasepsi. Apabila di suatu tempat
pelayanan kehabisan persediaan kontasepsi, sebaiknya klien mengunjungi tempat
pelayanan yang masih tersedia alat kontasepsi tersebut.Beberapa jenis
kontasepsi seperti IUD, tubektomi, dan vasektomi diperlukan minimal satu kali
kunjungan ulang, walaupun klien tidak menanyakan perlu tidaknya kunjungan
ulang, petugas harus selalu memberikan informasi bahwa harus datang kembali
jika ada masalah. Apanila klien ingin berganti alat kontasepsi, petugas harus
menjelaskan bahwa pergantian alat kontasepsi adalah hal yang wajar.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Konseling
adalah bimbingan yang dilakukan kepada klien untuk membantu klien memutuskan
pilihan terhadap sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya. Konseling KB yang
baik dapat membuat klien merasa puas dan lebih lestari menggunakan
kontrasepsinya. Kontrasepsi
adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen. Alat kontrasepsi terdiri dari beberapa
jenis, seperti kontrasepsi sederhana, kontrasepsi hormonal, kontrasepsi alat,
dan kontrasepsi mantap. Kemampuan alat
kontrasepsi mencegah kehamilan tergantung pada kepatuhan pengguna kontrasepsi
tersebut. Angka kegagalan yang tinggi pada satu jenis alat kontrasepsi
menunjukkan pada klien bahwa alat tersebut kurang efektif dibandingkan dengan
alat kontrasepsi lainnya. Klien perlu mengetahui keuntungan dan kerugian suatu
jenis kontrasepsi bagi dirinya. Hal yang penting diingat bahwa kerugian yang
terjadi pada seorang klien dapat menjadi keuntungan bagi klien lainnya.
Beberapa
jenis kontrasepsi mempunyai kemungkinan efek samping, maka dari itu klien harus
mengetahuinya sebelum memilih dan menggunakan kontrasepsi tersebut. Klien perlu
mengetahui bagaimana gejala yang timbul. Apabila ada gejala, segera
memeriksakan diri ke dokter atau bidan. Petunjuk yang praktis
dan jelas sangan membantu klien. Petunjuk sebaiknya
meliputi apa yang dapat dilakukan klien jika mereka membuat suatu kesalahan
pada penggunaan kontrasepsi yang sedang dipakai. Missalnya lupa minum pil.
Serta apa yang dapat dlakukan petugas dan klien jika suatu masalah
terjadi, misalnya timbul efek samping. Mungkin klien membutuhkan bantuan
apabila suatu saat lupa minum pil.
3.2
Saran
1.
Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahauan pembaca mengenai kontrasepsi yang aman untuk pasangan suami istri
usia muda dalam memilih kontrasepsi yang idela, meliputi : daya guna, aman,
murah, estetik, mudah didapat, dan minimal atau tanpa efek samping, dan dapat
menjadi referensi untuk pembaca selanjutnya dengan adanya kritik dan saran
untuk penulisan yang lebih baik.
2.
Bagi Penyusun
Diharapkan dapat berbagi informasi dan menambah
wawasan penyusun tentang kontrasepsi yang aman untuk pasangan suami istri usia
muda, dan dapat dijadikan sumber tambahan referensi dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Is, Muhammad et
al.2009. Buku Pegangan Petugas KB Lapangan Pembinaan Klien KB untuk
Memilih Jenis Kontrasepsi. Propinsi Jawa Timur: BKKBN.
0 komentar:
Posting Komentar