16 Desember, 2015

KELOMPOK 8 : KONTRASEPSI AMAN UNTUK PASUTRI

MAKALAH KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI II

KONSEP DASAR KONTRASEPSI




Aprilia Putri Sartika             (121.0013)
Lusy Andi Pratiwi                 (121.0057)
Mustika Larasati. P              (121.0067)
Rizki Adista Sukma              (121.0091)
Sujiati                                     (121.0101)




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1         Latar belakang
Keluarga berencana adalah untuk mengukur jumlah dan jarak  anak  yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro,2005). Alat kontrasepsi terdiri dari beberapa jenis, seperti kontrasepsi sederhana, kontrasepsi hormonal, kontrasepsi alat, dan kontrasepsi mantap. Kontrasepsi sederhana merupakan suatu cara yang dapat dikerjakan sendiri oleh peserta keluarga berencana, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu (Saifuddin,2008).
Berbagai tulisan menunjukkan keberhasilan program KB dalam mengendalikan angka kelahiran yang ditandai dengan penurunan Total Fertility Rate (TFR). Sejak tahun 1970 hingga tahun 1991 TFR menurun hingga mencapai 3,0. Tahun 1995 TFR mengalami penurunan menjadi 2,8, dan mencapai 2,6 di tahun 2007. Penurunan angka kelahiran tersebut berkaitan dengan pemakaian alat kontrasepsi. Data menunjukkan adanya pola hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi dengan rendahnya fertilitas. Beberapa provinsi di Indonesia yang angka fertilitasnya rendah seperti di Provinsi DIY (1,8) memiliki angka prevalensi kontrasepsi yang tinggi (66 persen), sedangkan di Provinsi NTT fertilitasnya cukup tinggi (4,1) ternyata angka prevalensi kontrasepsinya hanya 42 persen. Namun demikian ditemukan pula provinsi dengan tingkat fertilitas rendah dan angka prevalensi kontrasepsi yang juga rendah. Sebagai contoh di Provinsi DKI Jakarta angka kelahirannya 2,1, sedangkan angka prevalensi kontrasepsi hanya 60 persen (dibawah angka nasional 61 persen). Kondisi ini mengindikasikan pemakaian alat kontrasepsi sebagai salah satu variabel yang secara langsung berpengaruh terhadap fertilitas kontribusinya tidak sama di tiap daerah.  Dari berbagai studi yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pemakaian alat kontrasepsi terbukti mampu menurunkan angka kelahiran (Ananta, et.al, 1993; Bongaarts, 1978; Hull, 1976; Becker, 1960; Easterlin, 1958). Sebagai contoh di Nepal, penggunaan alat kontrasepsi berhasil menurunkan angka kelahiran menjadi 4,2, sementara di India angka ini mencapai 3,5 dan Bangladesh sebesar 2 (Mishra, Jayaraman dan Arnold, 2009).
"Banyak Anak Banyak Rejeki" adalah kepercayaan kuno orang zaman dulu karena semakin banyak anak maka semakin banyak sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan ekonomi keluarga. Zaman modern sekarang ini justru menganggap dua anak cukup guna membentuk keluarga berencana atau keluarga berkualitas alias KB. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga berncana ( KB ) sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu. Banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat kontrasepsi untuk wanita, juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Selain itu, alat kontrasepsi sangat mudah di dapatkan seperti di minimarket. Tugas kita sebagai tenaga medis yaitu berusaha membantu masyarakat agar mereka mau menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan program pemerintah yaitu setiap keluarga memiliki anak 2 orang.
1.2         Rumusan masalah
1.         Bagaimana konsep dasar kontrasepsi yang aman untuk pasangan suami istri usia muda ?

1.3         Tujuan
1.3.1   Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai konsep dasar kontrasepsi yang aman untuk pasangan suami istri usia muda.

1.3.2   Tujuan khusus
1.         Agar mahasiswa mampu menjelaskan definisi konseling kontrasepsi
2.         Agar mahasiswa mampu menjelaskan efektifitas alat kontrasepsi
3.         Agar mahasiswa mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi
4.         Agar mahasiswa mampu menjelaskan efek samping dan komplikasi alat kontrasepsi
5.         Agar mahasiswa mampu menjelaskan cara penggunaan alat kontasepsi
6.         Agar mahasiswa mampu menyebutkan kontraindikasi alat kontrasepsi
7.         Agar mahasiswa mampu menyebutkan kondisi khusus indikasi alat kontrasepsi
8.         Agar mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan infeksi menular seksual
9.         Agar mahasiswa mampu menjelaskan waktu dan kunjungan dalam melakukan konseling kontrasepsi

1.4         Manfaat
1.         Mahasiswa mampu menjelaskan definisi konseling kontrasepsi
2.         Mahasiswa mampu menjelaskan efektifitas alat kontrasepsi
3.         Mahasiswa mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi
4.         Mahasiswa mampu menjelaskan efek samping dan komplikasi alat kontrasepsi
5.         Mahasiswa mampu menjelaskan cara penggunaan alat kontasepsi
6.         Mahasiswa mampu menyebutkan kontraindikasi alat kontrasepsi
7.         Mahasiswa mampu menyebutkan kondisi khusus indikasi alat kontrasepsi
8.         Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan infeksi menular seksual
9.         Mahasiswa mampu menjelaskan waktu dan kunjungan dalam melakukan konseling kontrasepsi







BAB 2
PEMBAHASAN


2.1       Pengertian Konseling
Konseling adalah bimbingan yang dilakukan kepada klien untuk membantu klien memutuskan pilihan terhadap sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya. Konseling KB yang baik dapat membuat klien merasa puas dan lebih lestari menggunakan kontrasepsinya.
Dalam memberikan konseling, khususnya kepada klien KB baru, petugas konseling harus menerapkan 6 langkah pelayanan konseling yang dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan, karena petugas harus menyesuaikan dengan kebutuhan klien. Artinya setiap konseling memiliki situasi dan kondisi yang berbeda.
Kata kunci SATU TUJU dapat dijabarkan sebagai berikut.
SA:     Beri salam kepada klien dengan sopan. Berikan perhatian penuh dan berbicara di tempat yang nyaman. Yakinkan klien untuk mempunyai rasa percaya diri. Beri klien penjelasan tentang apa yang bisa dibantu serta penelasan tentang pelayanan KB yang bisa ia dapatkan.
T:         Tanyakan pada klien tentang dirinya. Bantu klien bercerita tentang pengalaman KB dan kesehatan reproduksinya. Tanyakan pula keadaan keluarganya. Kemudian tanyakan pada klien apakah memiliki keinginan kontrasepsi tertentu. Berikan perhatian penuh pada klien, cara bicaranya, gerak isyaratnya, dan kata-katanya. Perhatikan baha kita sedang memahami, ikut merasakan apa yang dirasakan klien.
U:        Uraikan kepada klien mengenai pilihannya, tergantung kebutuhan klien, beritahu klien tentang kontrasepsi yang paling mungkin, termasuk pilihan berbagai kontrasepsi lainnya.
TU:      Bantulah klien berpikir mengenai kontrasepsi yang cocok baginya. Petugas membantu klien mempertimbangkan kriteria-kriteria jenis kontrasepsi yang diingini serta apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengn pilihan tersebut. Jika memungkinkan ajaklah pasangannya untuk mendiskusikan enis kontrasepsi yang telah dipilih.
J:          Jelaskan secara lenggkap bagaimana cara menggunakan kontrasepsi pilihannya dengan tepat. Jika memungkinkan perlihatkan ujud kontrasepsinya. Doronglah klien untuk bertanya dan petugas menjaab dengan sebaik-baiknya. Kemudian uji klien apakah sudah mengerti bagaimana menggunakan kontrasepsinya.
U:        Sampaikan kapan klien harus kembali untuk melakukan pemeriksaan ulang/ ;anjutan. Perlu juga mengingatkan klien untuk kembali apabila ada suatu masalah tentang kontrasepsi yang dipakainya. Sebelum pulang, klien diminta mengulang informasi untuk mengulang informasi untuk memastikan baha klien benar-benar mngerti dan memahami informasi yang telah diberikan oleh petugas.

2.2       Efektifitas Alat Kontrasepsi
Kemampuan alat kontrasepsi mencegah kehamilan tergantung pada kepatuhan pengguna kontrasepsi tersebut. Angka kegagalan yang tinggi pada satu jenis alat kontrasepsi menunjukkan pada klien baha alat tersebut kurang efektif dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya.
Petugas dapat membantu klien tentang penggunaan suatu kontrasepsi secara konsisten dan benar. Efektivitas adalah alasan penting untuk memilih suatu jenis kontrasepsi, meskipun beberapa klien memiliki alasan lain dalam memilih kontrasepsi.
Tabel 1. Keefektifan masing-masing kontrasepsi
No
Jenis Kontrasepsi
% kehamilan dari 100 wanita (bila digunakan secara benar dan konsisten dalam 1 tahun pertama)
1
Kondom
2-12
2
Pil kombinasi
1
3
Suntuk 3 bulan
0,3
4
Implant
0,2-1
5
IUD
0,6-0,8
6
Vasektomi
0,5
7
Tubektomi
0,2-4

2.3       Keuntungan dan Kerugian Alat Kontrasepsi
Klien perlu mengetahui keuntungan dan keruian suatu jenis kontrasepsi bagi dirinya. Hal yang penting diingat bahwa kerugian yang terjadi pada seorang klien dapat menjadi keuntungan bagi klien lainnya.
Tabel 2. Keuntungan dan kerugian masing-masing kontrasepsi
Jenis Kontrasepsi
Keuntungan
Kerugian
IUD
1.      Sangat efektif
2.      Praktis
3.      Bisa dipakai dalam jangka waktu lama
4.      Tidak terganggu faktor lupa
5.      Tidak mengganggu produksi ASI
Harus dipasang dan dicabut oleh petugas kesehatanyang terlatih.
Pil KB kombinasi
1.      Mudah penggunaannya
2.      Mengurangi rasa sakit waktu menstruasi
3.      Mencegah anemia
4.      Mengurangi kemungkinan infeksi panggul
5.      Cocok digunakan untuk menunda kehamilan pertama saat PUS muda
1.      Memerlukan disiplin tinggi
2.      Mengurangi produksi ASI
3.      Meningkatkan resiko infeksi klamidia dan jamur
4.      Meningkatkan tekanan darah dan berat badan
5.      Kembalinya kesuburan lambat
Kondom
1.      Murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter
2.      Mudah penggunaanya
3.      Mencegah penularan penyakit kelamin
4.      Mencegah kanker leher rahim
5.      Mencegah ejakulasi dini
1.      Mengganggu kenyamanan bersenggama
2.      Selalu memakai kondom baru
3.      Terkadang timbul reaksi alergi
4.      Tingkat kegagalan cukup tinggi bila terlambat memakai atau kondom bocor
Suntik KB 3 bulan
1.      Praktis, efektif, dan aman
2.      Cocok digunakan untuk ibu menyusui
1.      Harus menggunakan resep dokter
2.      Sering mengubah pola haid
3.      Harus dilakukan oleh petugas kesehatan
Implant
1.      Praktis, efektif, dan aman
2.      Tidak ada faktor lupa
3.      Masa pakai jangka panjang
4.      Dapat dipakai oleh ibu yang tidak cocok hormon estrogen
1.      Pemasangan dan pecabutan harus dilakukan oleh petugas kesehatan
2.      Lebih mahal dari cara KB jangka pendek lainnya
3.      Pemakaian tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
Vasektomi/MOP
1.      Morbiditas kecil dan tidak ada mortalitas
2.      Klien tidak perlu dirawat di RS
3.      Prosedur pelaksanaan relatif cepat (15 menit)
4.      Tidak mengganggu huubungan seksual
1.      Harus dilakukan dengan pembedahan
2.      Bisa dimungkinkan komplikasi perdarahan dan infeksi
3.      Masih harus menunggu beberapa waktu (15-20x ejakulasi) untuk menjadi benar-benar steril
Tubektomi/MOW
1.      Dapat dilakukan di RS kecil
2.      Dapat dilakukan pasca persalinan maupun pasca keguguran
3.      Kontraindikasi tidak banyak
4.      Dapat dilakukan anastesi lokal
5.      Waktu pembedahan singkat dan tidak perlu rawat inap
6.      Masa penyembuhan cepat
7.      Irisan pada perut kecil, sehingga tidak mengganggu secara kosmetik
8.      Efektifitas langsung setelah sterilisasi
1.      Harus dengan tindakan pembedahan
2.      Masih dimungkinkan komplikasi perdarahan dan infeksi

2.4       Efek Samping dan Komplikasi Alat Kontrasepsi
Beberapa jenis kontrasepsi mempunyai kemungkinan efek samping, maka dari itu klien harus mengetahuinya sebelum memilih dan menggunakan kontrasepsi tersebut. Klien perlu mengetahui bagaimana gejala yang timbul. Apabila ada gejala, segera memeriksakan diri ke dokter atau bidan.
Masalah
Cara Penanggulangan
Kondom
Efek Samping :
1.      Kondom rusak


2.      Reaksi alergi
3.      Mengurangi kenikmatan hubungan seksual

1.      Anjurkan untuk membuang kondom tersebut dang anti dengan yang baru atau ganti metode lain.
2.      Konsultasi ke tempat pelayanan.
3.      Pemantapan konseling atau anjurkan pemakaian metode kontrasepsi lain.
Pil
Efek Samping :
1.      Gangguan menstruasi

2.      Mual dan muntah




3.      Nyeri kepala
4.      Rasa nyeri/ tegang di payudara




5.      Penurunan ASI


6.      Tekanan darah tinggi




7.      Berat badan meningkat


1.      Jelaskan bahwa gangguan ini bersifat individual dan sementara.
2.      Jelaskan bahwa gangguan ini besifat individual dan sementara. Anjurkan meminum pil sesaat setelah makan atau menjelang tidur. Bila mual tidak hilang rujuk ke tempat pelayanan.
3.      Rujuk ke tempat pelayanan
4.      Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara, yaitu 3 bulan sejak minum pil. Sarankan agar memakai pakaian dan bh yang tidak ketat. Bila nyeri belum hilang juga, rujuk ke tempat pelayanan.
5.      Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara. Anjurkan ganti cara kontrasepsi.
6.      Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individual. Sarankan untuk mengurangi konsumsi garam. Bila tekanan masih tinggi, rujuk ke tempat pelayanan.
7.      Jelaskan bahwa gejala ini bersifat individual.
Suntik 3 bulan
Efek Samping :
1.      Tidak menstruasi


2.      Pertambahan berat badan



3.      Sakit kepala (terutama disertai gangguan penglihatan)
4.      Tekanan darah tinggi


Komplikasi :
1.      Perdarahan haid banyak dan tidak ada sebab selain karena kontrasepsi.
2.      Infeksi bekas suntikan


1.      Tentukan ada tidaknya kehamilan. Bila tidak hamil lakukan konseling, namun bila hamil rujuk ke tempat pelayanan.
2.      Sarankan klien untuk mengatur pola makan. Apabila klien merasa tidak nyaman dengan pertambahan berat badannya sebaiknya ganti metode kb lain.
3.      Rujuk ke tempat pelayanan untuk penanganan lebih lanjut.

4.      Rujuk ke tempat pelayanan untuk penangan lebih lanjut.


1.      Rujuk ke tempat pelayanan untuk penanganan lebih lanjut.


2.      Rujuk ke tempat pelayanan untuk penanganan lebih lanjut.
Implant
Efek Samping :
1.      Tidak datang haid





2.      Perdarahan lama dan banyak
3.      Nyeri payudara

4.      Perdarahan bercak






Komplikasi :
Bekas sayatan implant infeksi


1.      Hal ini biasa terjadi pada pemakaian implant. Meskipun begitu, tidak haid selama 6 minggu setelah haid mungkin merupakan tanda kehamilan, maka segera dibawa ke klinik untuk penanganan.
2.      Segera dibawa ke petugas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut.
3.      Segera di bawa ke petugas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut.
4.      Terangkan pada akseptor bahwa perdarahan diantara haid sering terjadi pada pemakai implant pada awal pemakaian. Pada umumnya setelah 9-12 bulan perdarahan akan teratur kembali.


Segera rujuk ke pusat kesehatan terdekat

IUD
Efek Samping :
Perdarahan pada tiga bulan pertama pemakaian


Komplikasi :
1.      Nyeri perut bagian bawah dan keputihan yang berbau
2.      Benang AKDR hilang (tidak tampak)/ kemungkinan translokasi
3.      Perasaan kurang enak, demam, dan menggigil


Jika permasalahan ringan, anjurkan agar dilakukan konseling dan apabil perdarahan banyak rujuk ke tempat pelayanan.


1.      Segera bawa ke tempat pelayanan untuk pengobatan selanjutnya, karena kemungkinan terjadi infeksi.
2.      Jika akseptor mengetahui bahwa akdrnya telah keluar, sarankan segera ke klinik atau rs terdekat.

3.      Segera bawa ke tempat pelayanan untuk pengobatan selanjutnya, karena kemungkinan terjadi infeksi.
Vasektomi
S
ampai 24 jam pasca tindakan
Komplikasi :
1.      Perdarahan sedikit dari luka operasi yang membasahi plester penutup luka.

2.      Perdarahan banyak hingga membasahi dan menetes keluar plester penutup luka. Terasa nyeri di daerah luka, biasanya disertai mual dan pusing
3.      Terjadi bengkak pada skrotum karena infeksi

Setelah lebih dari 24 jam pasca tindakan
Komplikasi :
Panas tinggi, rasa sangat nyeri di daerah luka dan bernanah

Setelah satu tahun / jangka panjang
Efek Samping :
1.      Pegal dan nyeri dikantong zakar, jika dipegang ada benjolan sebesar biji kacang
2.      Masalah penurunan libido (gairah seksual)




1.      Jika perdarahan tidak bertambah banyak, biarkan, biasanya kering sendiri. Jika perdarahan makin banyak, segera dibawa ke pusat kesehatan terdekat
2.      Jika waktu memungkinkan, segera dibawa ke klinik tempat dilakukan tindakan. Jika waktu tidak memungkinkan, sementara dikompres dengan es yang dibungkus dengan kain bersih. Selanjutnya dibawa ke rumah sakit.
3.      Segera bawa ke klinik atau rs untuk penanganan lebih lanjut.





Bawa kembali ke klinik untuk penanganan luka





1.      Dibawa kembali ke klinik atau rs untuk pelayanan lebih lanjut.


2.      Disarankan agar konsultasi ke dokter / psikiater
Tubektomi
Sampai 24 jam pasca tindakan
Komplikasi :
1.      Perdarahan sedikit dari luka operasi yang membasahi plester penutup luka
2.      Perdarahan banyak hingga membasahi dan menetes keluar plester penutup luka





3.      Terasa nyeri di daerah luka, biasanya disertai mual dan pusing.

Setelah lebih dari 24 jam pasca tindakan
Komplikasi :
Panas tinggi, rasa sangat nyeri di daerah luka dan bernanah




1.      Jika perdarahan tidak bertambah banyak, biarkan, biasanya kering sendiri.

2.      Jika pedarahan makin banyak, segera dibawa ke pusat kesehatan terdekat. Jika waktu memungkinkan, segera dibawa ke klinik tempat dilakukan tindakan. Jika waktu tidak memungkinkan, sementara dikompres dengan es yang dibungkus dengan kain bersi. Selanjutnya dibawa kerumah ke rumah sakit.
3.      Segera rujuk ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.





Bawa ke RS untuk penanganan luka



2.5       Cara Penggunaan Alat Kontrasepsi
Petunjuk yang praktis dan jelas sangan membantu. Petunjuk sebaiknya meliputi apa yang dapat dilakukan klien jika mereka membuat suatu kesalahan pada penggunaan kontrasepsi yang sedang dipakai. Missalnya lupa minum pil. Serta apa yang dapat dlakukan petugas dank lien jika suatu masalah terjadi, misalnya timbul efek samping. Mungkin klien membutuhkan bantuan apabila suatu saat lupa minum pil.
Metode KB
Keterangan
Uraian
PIL KB
Definisi




Cara kerja






Efek samping


Untuk wanita menyusui




Perhatian






Penurunan efek obat


Tempat pelayanan



Kunjungan ulang




Lupa 1 pil






Lupa 2 pil



Lupa 3 pil

Pil KB adalah tabelt yang mengandung hormon estrogen dan progesterone, disebut juga pil kombinasi.

1.      Mengentalkan lender pada leher Rahim sehingga mempersulit sperma masuk ke rahim.
2.      Mencegah pematangan sel telur.

Mual, berat badan bertambah, sakit kepala.

Pil baru boleh digunakan setelah 6 bulan persalinan karena dapat mempengaruhi produksi ASI.

Wanita hamil atau diduga hamil, penyakit jantung, penyakit hati, diabetes mellitus, tromboflebitis, menderita kanker payudara, riwayat epilepsy atau migren.

Rifampicin, barbiturate, fenitolin, fenilbutazon.

RS, RSB, puskesmas, pustu, dokter / bidan praktek swasta, polindes, PPKBD.

Sebelum atau menjelang pil habis, klien sudah harus mendapatkan pil baru untuk bulan berikutnya

Segera minum tabelt jika teringat, sekaligus minum 2 pil pada hari yang sama, lalu kembali ke jadwal semuala. Tidak diperlukan back up (kondom).

Segera minum 2 pil setiap hari selama 2 hari. Diperlukan back up kondom.

1.      Bila lupa pada minggu ketiga, teruskan minum pil sampai hari sabtu, kemudian mulai dengan paket baru pada hari minggunya sampai habis, perlu back up kondom.
2.      Bagi pengguna pil yang lupa pada hari pertama haid langsung mulai paket baru dan menggunakan back up kondom selama 7 hari.
3.      Bagi yang minum mulai hari minggu, lanjutkan pil sampai hari sabtu kemudian mulai dengan paket baru hari minggunya dan menggunakan back up kondom sampai 7 hari.
Suntik KB 3 bulan
Definisi









Cara kerja


Efek samping



Untuk wanita menyusui


Perhatian



Penurunan efek obat


Tempat pelayanan



Kunjngan ulang
1.      Suntik KB 3 bulan adalah hormone progestin yang diberikan dengan cara suntikan untuk mencegah kehamilan.
2.      Contoh suntik KB 3 bulan: Depo Geston, Depo Progestin, Depo Provera, Noristerat.

Menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur)

1.      Menstruasi tidak teratur.
2.      Terjadi bercak pedarahan
3.      Berat badan bertambah

Baru boleh digunakan setelah 6 minggu persalinan.

Penyakit hati, diabetes mellitus, tromboflebitis, riwayat epilepsy atau migren.

Rifampicin, barbiturate, fenitoin, fenibutazon.

RS, RSB, Puskesmas, pustu, dokter / bidan praktek swasta, polindes.

Sesuai tanggal yang telah diberitahukan oleh petugas pemberi pelayanan.
Implant
Definisi








Cara kerja



Efek samping




Untuk wanita menyusui


Perhatian



Penurunan efek obat


Tempat pelayanan







Kunjungan ulang

Alat kontrasepsi yang mengandung homon progestron, berisi 2 batang, 6 batang, atau 1 batang implant terbuat dari silastic silicone rubber, digunakan dengan cara memasukkannya di bawah kulit lengan.

1.      Mengentalkan lendir cervi
2.      Mengurangi transportasi sperma

1.      Perubahan pola haid
2.      Nyeri kepala
3.      Mual
4.      Peningkatkan berat badan

Boleh diberikan setelah 6 minggu setelah persalinan.

Penyakit hati, diabetes mellitus, tromboflebitis, riwayat epilepsy atau migren

Rifampicin, barbiturate, fenitoin, fenibutazon.

1.      RS, RSB, puskesmas, dokter  bidan praktek swasta, mobil pelayanan KB.
2.      Harus dipasangkan oleh tenaga terlatih bersertifikat.

Masa pakai implant adalah 3-5 tahun. Kun jungan ulang dilakukan jika implant sudah waktunya dilepas sesuai intruksi petugas, kecuali jika terjadi efek samping berat.
Kondom
Definisi





Cara kerja





Untuk wanita menyusui




Efek samping


Perhatian




Tempat pelayanan
Selaput karet / latex yang dipasang pada penis selama berhubungan seksual sehingga mencegah sperma bertemu dengan sel telur.

1.      Mencegah masuknya sperma ke dalam vagina selama berhubungan seksual.
2.      Mencegah IMS

Tidak ada efek, cocok digunakan untuk penegahan kehamilan selama wanita masih menyusui bayinya.

Reaksi alergi terhadap bahan kondom maupun pelicinnya.

Kondom jangan dipakai jika bunkus rusak suah masuk tanggal kadaluarsa, atau kondom berubah warna.

RS, puskesmas, pustu, dokter / bidan praktek swasta, polindes, PPKBD, apotek.
IUD
(copper T)
Definisi



Cara kerja





Efek samping



Untuk wanita menyusui



Komplikasi





Perhatian




Tempat pelayanan









Kunjungan ulang
Alat KB berupa lilitan tembaga berbentuk huruf T yang dipasang di dalam rahim.

1.      Mencegah implantasi telur dalam uterus.
2.      Menghambat kemampuan sperma masuk ke tuba.
3.      Mempengaruhi fertilisasi

1.      Keluar darah dari vagina berupa bercak
2.      Keputihan

Aman digunakan untuk menyususi, karena tidak mempengaruhi ASI.

1.      Kemungkinan infeksi rongga panggul.
2.      Kemungkinan anemia, bila perdarahan terus menerus.

IUD sebaiknya dipasang langsung setelah melahirkan atau 6 minggu setelah prsalinan.

1.      RS, RSB, puskesmas, dokter  / bidan praktek swasta, mobil pelayanan KB.
2.      Harus dipasang oleh tenaga terlatih bersertifikat.
3.      IUD dapat bertahan sampai 10 tahun.

Minimal 1x setahun
MOP/ vasektomi
Definisi








Cara kerja



Efek samping






Komplikasi



Perhatian

















Tempat pelayanan 








Kunjungan ulang
Metode operasi KB yang dilakukan pada pria dengan ccara mengikat vas deferens (saluran sperma) sehingga sel sperma tidak dapat lewat, sedangkan air mani tetap ada. Cara KB ini tidak memengaruhi pengeluaran mani.

Tidak terjadi pembuahan karena sel sperma tidak dapat bertemu sel telur.

1.      Nyeri
2.      Hematom (gumpalan darah)
3.      Granuloma sperma (benjolan kecil pada tempat ikatan)

1.      Kemungkinan infeksi luka operasi
2.      Kemungkinan perdarahan.

1.      Klien tidak boleh mengangkat benda-benda berat selama masa penyembuhan.
2.      Klien harus menggunakan kondom 15-20 kali hubungan seksual pertama setelah dilakukan tindakan. Supaya benar-benar terbebas dari sisa-sisa sel sperma yang masih ada.
3.      Luka operasi tidak boleh kena air selama 3 hari.
4.      Klien harus selalu menjaga kebersihan luka operasi.

1.      RS, puskesmas, dokter praktek swasta yang melayani vasektomi, mobil pelayanan KB.
2.      Harus dilakukan oleh tenaga dokter terlatih bersertifikat atau spesialisasi urologi.

3 hari setelah tindakan.
MOW/ tubektomi
Definisi












Cara kerja


Efek samping



Komplikasi (jarang)




Untuk wanita menyusui


Perhatian








Tempat pelayanan
1.      Metode operasi KB yang dilakukan pada wanita dengan cara memotong atau mengikat saluran sel telur sehingga sel telur tidak bisa bertemu.
2.      Operasi ini ada beberapa macam teknik yaitu
a.       Laparaskopi oklusi tuba anastesi lokal (LOTAL)
b.      Minilaparatomi

Tidak ada pertemuan sel telur dan sperma.

1.      Nyeri
2.      Infeksi sekitar luka operasi

1.      Kemungkinan cedera organ perut
2.      Kemungkinan infeksi rongga panggul.

Aman, tidak mempengaruhi ASI.

1.      Klien harus memperoleh konseling yang baik dan memenuhi persyaratan sukarela sebagai klien.
2.      Tempat pelayanan MOW harus memenuhi prosedur standar kamar operasi di RS.

1.      RS
2.      Dilakuakan oleh spesials kandungan.


2.6       Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi
Petugas KB lapangan harus mengetahui bahwa klien tertentu tidak boleh menggunakan jenis kontrasepsi tertentu (kontraindikasi). Tabel berikut menjelaskan kontraindikasi dari masing-masing kontrasepsi.
No
Jenis Kontrasepsi
Yang Tidak Boleh Menggunakan
1.
Kondom
1.      Alergi terhadap bahan kondom
2.      Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi bila terjadi kehamilan
3.      Mengingnkan kontrasepsi jangka panjang
2.
Pil kombinasi
1.      Penyakit liver, tumor, jantug, varises, dan darah tinggi
2.      Menyusui
3.      Perdarahan dari vagina yang tidak diketahui sebabnya
4.      Migrane/ sakit kepala sebelah
3.
Suntik 3 bulan
1.      Hamil
2.      Perdarahan dari vagina yang tidak diketahui sebabnya
3.      Tumor
4.      Penyakit jantung, liver, darah tinggi, dan kencng manis
5.      Sedang menyusui bayi kurang dari 6 minggu
4.
Implant
1.      Hamil
2.      Perdarahan dari vagina yang tidak diketahui sebabnya.
3.      Penyakit jantung,
5.
IUD
1.      Hamil
2.      Gangguan pembekuan darah
3.      Peradangan alat kelamin
4.      Radang panggul
5.      Tumor rahim
6.
Vasektomi
1.      Peradangan kulit disekitar kemaluan
2.      Penyakit kencing manis
3.      Gangguan pembekuan darah
7.
Tubektomi
1.      Penyakit jantung dan paru
2.      Hernia diagframatika/turunnya rongga dada
3.      Hernia umbilicus/turunnya pusar
4.      Radang akut selaput perut

2.7       Kondisi Khusus Indikasi Alat Kontrasepsi
Beberapa keadaan klien yang khusus membutuhkan perhatian sebelum menggunakan salah satu metode kontrasepsi, seperti dijelaskan dalam tabel berikut :
Karakteristik
Metode Kontrasepsi Aman & Efektif
Metode Kontrasepsi Tidak Digunakan
Kondisi Untuk Kehamilan
1.      < 16 tahun
2.      > 45 tahun
1.      Semua metode
2.      Semua metode
1.      Kontap
2.      Kontap
1.      Tidak aman
2.      Tidak aman
Menyusui
1.      Metode non hormonal
2.      MAL
3.      Kondom
4.      IUD
5.      Pil
6.      Progesterone, digunakan setelah 6 minggu kelahiran.
7.      Pil kombinasi setelah 6 bulan kelahiran
Pil kombinasi setelah 6 bulan kelahiran

Belum punya anak
Semua metode
Kontap

Tekanan darah tinggi
1.      Obat & suntik dalam pengawasan dokter
2.      Selain metode hormonal
1.      Pil kombinasi bila TD 160/100 atau lebih
2.      Suntik bila TD 180/100 atau lebih

Gangguan jantung & sirkulasi darah
1.      Implant
2.      IUD
3.      Kondom
4.      MAL
5.      Sistem kalender
1.      Pil kombinasi
2.      Suntik
Tidak aman jika penyebabnya sumbatan arteri
Kencing manis
Hati-hati dalam menggunakan pil dan suntik
Pil kombinasi & suntik bila kencing manis > 20tahun
Tidak aman bila disertai penyakit menular
Nyeri kepala (gangguan neurologi/otak)
Semua metode kecuali pil kombinasi perlu berhati-hati
Pil kombinasi bila sakit kepala hebat & berulang disertai penglihatan kabur, kesulitan gerak dan bicara

Perdarahan yang belum diketahui sebabnya
1.      Kondom
2.      Pantang berkala
1.      Pil kombinasi
2.      Pil progesterone
3.      Suntik
4.      IUD

Kanker payudara
1.      Kondom
2.      Pantang berkala
3.      IUD
1.      Pil kombinasi
2.      Pil progesterone
3.      Suntik
Tidak aman
Penyakit menular seksual
1.      Kondom
2.      Pil kombinasi
3.      Pil progesterone
4.      MAL
IUD
Tidak aman bila terdapat sifilis, HIV/AIDS dan GO
Hepatitis atau pembawa
1.      IUD
2.      Kondom
3.      Pantang berkala
Pil bila masih dalam keadaan sakit


Keterangan :
Metode MOW dan MOP aman dan efektif untuk setiap karakteristik bagi yang memenuhi dilakukan pelayanan tersebut dengan prosedur yang benar.

2.8       Pencegahan IMS
Petugas dapat membantu klien untuk mengetahui risiko jika terkena PMS. Klien sebaiknya mengetahui bagaimana penggunaan kondom yang juga dapat mencegah terkena IMS, meskipun mereka sudah menggunakan jenis kontrasepsi lainnya. Petugas juga dapat menjelaskan mengenai perilaku seks aman dan setia pada pasangan untuk menghindari IMS.

2.9       Waktu dan kunjungan
Beberapa jenis kontasepsi membutuhkan kunjungan ulang untuk kelangsungan penggunaan kontasepsi. Apabila di suatu tempat pelayanan kehabisan persediaan kontasepsi, sebaiknya klien mengunjungi tempat pelayanan yang masih tersedia alat kontasepsi tersebut.Beberapa jenis kontasepsi seperti IUD, tubektomi, dan vasektomi diperlukan minimal satu kali kunjungan ulang, walaupun klien tidak menanyakan perlu tidaknya kunjungan ulang, petugas harus selalu memberikan informasi bahwa harus datang kembali jika ada masalah. Apanila klien ingin berganti alat kontasepsi, petugas harus menjelaskan bahwa pergantian alat kontasepsi adalah hal yang wajar.


BAB 3
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Konseling adalah bimbingan yang dilakukan kepada klien untuk membantu klien memutuskan pilihan terhadap sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya. Konseling KB yang baik dapat membuat klien merasa puas dan lebih lestari menggunakan kontrasepsinya. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Alat kontrasepsi terdiri dari beberapa jenis, seperti kontrasepsi sederhana, kontrasepsi hormonal, kontrasepsi alat, dan kontrasepsi mantap. Kemampuan alat kontrasepsi mencegah kehamilan tergantung pada kepatuhan pengguna kontrasepsi tersebut. Angka kegagalan yang tinggi pada satu jenis alat kontrasepsi menunjukkan pada klien bahwa alat tersebut kurang efektif dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya. Klien perlu mengetahui keuntungan dan kerugian suatu jenis kontrasepsi bagi dirinya. Hal yang penting diingat bahwa kerugian yang terjadi pada seorang klien dapat menjadi keuntungan bagi klien lainnya.
Beberapa jenis kontrasepsi mempunyai kemungkinan efek samping, maka dari itu klien harus mengetahuinya sebelum memilih dan menggunakan kontrasepsi tersebut. Klien perlu mengetahui bagaimana gejala yang timbul. Apabila ada gejala, segera memeriksakan diri ke dokter atau bidan. Petunjuk yang praktis dan jelas sangan membantu klien. Petunjuk sebaiknya meliputi apa yang dapat dilakukan klien jika mereka membuat suatu kesalahan pada penggunaan kontrasepsi yang sedang dipakai. Missalnya lupa minum pil. Serta apa yang dapat dlakukan petugas dan klien jika suatu masalah terjadi, misalnya timbul efek samping. Mungkin klien membutuhkan bantuan apabila suatu saat lupa minum pil.
3.2         Saran
1.         Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahauan pembaca mengenai kontrasepsi yang aman untuk pasangan suami istri usia muda dalam memilih kontrasepsi yang idela, meliputi : daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, dan minimal atau tanpa efek samping, dan dapat menjadi referensi untuk pembaca selanjutnya dengan adanya kritik dan saran untuk penulisan yang lebih baik.
2.         Bagi Penyusun
Diharapkan dapat berbagi informasi dan menambah wawasan penyusun tentang kontrasepsi yang aman untuk pasangan suami istri usia muda, dan dapat dijadikan sumber tambahan referensi dalam penyusunan makalah selanjutnya.





















DAFTAR PUSTAKA

Is, Muhammad et al.2009. Buku Pegangan Petugas KB Lapangan Pembinaan Klien KB untuk Memilih Jenis Kontrasepsi. Propinsi Jawa Timur: BKKBN.

0 komentar:

Posting Komentar