MAKALAH REPRODUKSI II
METODE KONTRASEPSI
Doddy Hermawan. - 121.0027
Indah Susanti - 121.0047
Nia Dewi Syinta - 121.0071
Shella Putri - 121.0097
Indah Susanti - 121.0047
Nia Dewi Syinta - 121.0071
Shella Putri - 121.0097
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Berbicara tentang kesehatan reproduksi banyak sekali yang harus dikaji,
tidak hanya tentang organ reproduksi saja ada beberapa aspek , salah satunya
adalah kontrasepsi. Kontrasepsi berasal dari dua kata kontra dan sepsi. Kontra
berarti menolak, konsepsi berarti pertemuan antara sel telaur wanita (ovum)
yang sudah matang dengan sel mani pria (sperma) sehingga terjadi pembuahan dan
kehamilan. Dengan demikian kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur
yang matang dengan sel sperma pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan
terjadi pembuahan dan kehamilan.
Dari 61,4 persen pengguna metode kontrasepsi di Indonesia, sebanyak 31,6
persen menggunakan suntik. Sedangkan yang memakai pil hanya 13,2 persen,
memakai IUD (intra uterun device) atau spiral 4,8 persen, implant 2,8 persen,
dan kondom 1,3 persen, sisanya vasektomi dan tubektomi. Demikian disampaikan
kepala badan koordinasi keluarga berencana nasional (BKKBN), salah satu
kontrasepsi yang popular di Indonesia adalah kontrasepsi suntik.Kontrasepsi
suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enantat (NETEN), depo medrokasi
progesteron acetat (DMPA) dan cyclofem. Kontrasepsi ini memiliki kelebihan dan
kekurangan, kelemahan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya
adalah anemorboe, menoragia, dan muncul bercak (spotting). Terlambatnya kembal
kesuburan setelah penghentian pemakaian, pertambahan berat badan 2kg dri berat
badan pada kunjungan pertama.
Terdapat hubungan yang sangat erat antara KB dan Kesehatan, khususnya
antara tingkat fertilitas ibu pada masa subur dengan morbiditas dan mortalitas
anak. Penurunan tingkat fertilitas ibu akan tercapai bila mereka diberi jaminan
bahwa anak balitanya dapat hidup terus. Fertilitas yang tidak terkendali
merupakan masalah kesehatan yang sangat mendesak bagi ibu maupun anak. Sering
mengalami kehamilan dan singkatnya masa laktasi yang dialami ibu .dalam masa
reproduksi akan menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Jarak antara
persalinan yang terlalu dekat, jumlah anak lebih dari 3 orang, umur ibu waktu
melahirkan <20 tahun atau >30-35 tahun, telah terbukti merupakan penyebab
tingginya mortalitas maupun morbiditas ibu dan anak.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa pengertian dari kontrasepsi?
1.2.2
Bagaimankah cara memilih metode kontrasepsi?
1.2.3
Apa sajakah macam-macam dari kontrasepsi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi kontrasepsi
1.3.2 Mahasiswa mampu menjelaskan cara metode kontrasepsi.
1.3.3 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang macam-macam dari
metode kontrasepsi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang bermaksud
mencegah atau melawan dan konsepsi yang bermaksud pertemuan antara sel telur
(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan
( Depkes RI) Konsepsi juga bermaksud pembuahan dan fertilisasi adalah
terjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) istri dengan sel mani
(spermatozoa) suami pada saluran telur.
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma tersebut (Depkes RI). Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah
terjadinya konsepsi alat atau obat-obatan.
Metode
kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi
untuk berimplantasi dan berkembang dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible
(kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi
yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap
saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk
punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen yang kita sebut sterilisasi adalah
metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan
melibatkan tindakan operasi.
Metode
kontrasepsi juga dapa digolongkan berdasarkan cara kerjanya, yaitu metode
barier (penghalang) seperti kondom yang menghalangi sperma, metode mekanik
seperti IUD atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak
memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang
wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi. Adapun faktor yang
mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas keamanan, frekuensi
pemakaian dan efek samping, serta kemampuan dan kemauan untuk melakukan
kontrasepsi .
2.2
Memilih Metode Kontrasepsi
1.
Syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yaitu
a.
Aman tidak berbahaya
b.
Dapat diandalkan
c.
Sederhana, sedapat-daatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter
d.
Murah
e.
Dapat diterima oleh orang banyak
f.
Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)
Kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia
metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal / sempurna.
Pengalaman menunjukkan bahwa
saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk cafeteria atau
supermarket, dimana calon akseptor memilih sendiri metoden kontrasepsi yang
diinginkannya.
2. Faktor-faktor dalam memilih metode
kontrasepsi
a. Factor pasangan – motivasi dan
rehabilitasi
1)
Umum
2)
Gaya hidup
3)
Frekuensi senggama
4)
Jumlah keluarga yang diinginkan
5)
Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
6)
Sikap kewanitaan
7)
Sikap kepriaan
b. Factor kesehatan – kontraindikasi absolute
atau relative
1)
Status kesehatan
2) Riwayat haid
3) Pemeriksaan fisik
4) Pemeriksaan panggul
c.
Factor metode kontra – penerimaan dan pemakaian berkesinambungan
1) Efektivitas
2) Efek samping
minor
3) Kerugian
4) Komplikasi-kompliaksi
yang potensial
5) Biaya
2.2.3
Pandangan kontrasepsi
Dalam hal memilih metode kontrasepsi, kita harus dapat
memandangnya dari dua sudut, yaitu pihak calon akseptor dan pihak medis atau
petugas KB
1.
Pihak Calon Aseptor
Dengan belum tersedianya metode kontrasepsi yang
benar-benar 100% sempurna, maka ada dua hal yang sangat penting yang ingin
diketahui oleh pasangan calon akseptor, yaitu: efektivitas dan keamanan
a)
Efektivitas
·
Petugas KB sering mendapatkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
Ø
Apakah metode ini benar-benar amapuh
Ø
Metode apa yang paling efektif
Ø
Metode apa yang paling efektif untuk saya dll
Karena pernyataan-pernyataan tersebut tidak dapat
dijawab secara pasti untuk setiap idividu wanita, dianggap paling baik untuk
menjawabnya dengan dua cara :
1. Angka kegagalan
bagi pasangan suami-istri yang memakai metode kontrasepsi secara konsisten dan
benar, kegagalan cara (kegagalan metode)
2. Angka kegagalan
bagi pasangan suami-istri dalam kondisi kehidupan sehari-hari/sebenarnya (use
efectifveness), kegagalan pemakai (user failure).
Angka kegagalan kontrasepsi dalam tahun pertama
Metode kontrasepsi
|
Kegagalan per
|
100 wanita
|
TEORITIS (%)
|
PRAKTEK (%)
|
|
Kontap-Wanita/M O W
Kontap-pria/ O P/vasektomi
Suntikan
Pil oral kombinasi (POK)
Mini pil
I U D
Kondom
Diafragma (dengan spermisid)
Spons (sponge) (dengan
supermisid)
Kap serviks
Foam, creams, jellies
Vaginal suppositories
Coitus interruptus
KB alamiah
(fertility awarenesss
methods)
(natural family planning)
Vaginal douching
Laktasi
Tanpa kontrasepsi
|
0,04
0,15
0,25
0,5
1
1-3
2
2
-*
2
3-5
16
2-20
–
15
90
|
0,1 – 0,5
0,2 – 0,6
3 – 5
4 – 10
5 – 12
5 – 6
10 – 20
19
10 – 20
13
18
20 – 40
20 – 40
40
40 – 50
90
|
NB : belum ada data yang
adekuat
b) Keamanan
Seperti halnya bahwa semua
kontrasepsi mempunyai kegagalan maka semua kontrasepsi juga menimbulkan resiko
tertentu pada pemakaiannya, yaitu diantaranya :
a.
Resiko yang berhubungan dengn metode itu sendiri, misalnya kematian,
hospitalisasi, histerektomi, infeksi dan lain-lain
b.
Adanya resiko potensial dalam bentuk ketiknymanan (inconvenience), misalnya
sanggama menjadi kurang / tidak menyenangkan, biaya yang tinggi dan
lain-lain.
2) Pihak Medis atau
Petugas KB
Disamping kedua hal tersebut
diatas, untuk pihak medis/ petugas KB masih ada hal-hal lain yang penting dan
perlu dipertimbangkan yaitu :
a) Dalam upaya melindungi kesuburan /
fertilitas dari akseptor, harus diingat bahwa:
1. Pil-oral yang
mempunyai efek protektif terhadap pelvic inflammatory disease, sehingga mungkin
merupakan kontrasepsi yang ideal untuk wanita yang beberapa tahun ingin aktif
seksual sebelum mengandung / hamil
2. IUD yang
menyebabkan resiko pelvic inflammatory disease lebih tinggi (1.5 – 5 X),
merupakan pilihan yang paling tidak menarik untuk seorang wanita yang masih
ingin menginginkan anak dikemudian hari
3. Meskipun
sekarang dengan metode bedah mikro, kontap pada pria maupun wanita dapat
dipulihkan kembali haruslah ditekankan bahwa metode kontap ini dianggap sebagai
metode yang permanen
b) Keuntungan non – kontraseptif
Perlu disadari pula oleh
petugas KB dan akseptor akan keuntungan – keuntungan non – kontraseptif dari
metode kontrasepsi tertentu, seperti:
1. Efek terapeutik
dari pil-oral untuk wanita dengan kista ovarium (polikistik, fungsional) atau
penyakit payudara fibrokistik.
2. Efek protektif
dari pil-oral, kondom, dan spermisid terhadap pelvic inflammatory desease (PID)
c) Kontra – indikasi
Yaitu suatu kondisi medis yang
menyebabkan suatu bentuk pengobatan yang seharusnya disarankan/ dilakukan,
tidak dianjurkan atau tidak aman.
Dikenal tiga macam
kontra-indikasi:
1. Absolut
: jangan memakai
2. Relative
kuat
: dianjurkan untuk tidak memakai
3. Relatif lainnya
: dapat
dicoba asal diawasi dengan ketat
d) Tanda – tanda bahaya
Calon akseptor harus
diberitahu/diajarkan tanda-tanda bahaya dari metode kontrasepsi yang sedang
dipertimbangkan olehnya, terutama untuk akseptor pil-oral dan IUD.
e) Kerja sama antara suami-isteri
Metode-metode kontrasepsi
tertentu tidak dapat dipakai tanpa kerja-sama pihak suami, misalnya coitus
interruptus kondom, spermisid.
Metode fertility Awareness
atau metode “kesadaran akan fertilitas” membutuhkan kerja sama dan saling
percaya mempercayai antara pasangan suami-isteri. Dilan pihak , IUD, pil-oral,
suntikan kadang-kadang digunakan oleh pihak istri, tanpa sepengetahuan suami.
Keadaaan yang paling ideal
adalah bahwa isteri dan suami harus bersama-sama :
a. Memilih
metode kontrasepsi yang terbaik
b. Saling kerja
sama dalam pemakaian kontrasepsi
c. Membiayai
pengeluaran untuk kontrasepsi
d. Memperhatikan
tanda-tanda bahaya pemakaina kontrasepsi
2.3
Macam-macam metode kontrasepsi
2.3.1
Metode sederhana
a) Metode
tanpa alat
1) Metode
Kalender
Metode kalender menggunakan prinsip pantang berkala,
yaitu tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan masa
subur istri digunakan tiga patokan, (1) ovulasi tejadi 14 ± 2 hari sebelum haid
yang akan datang, (2) sperma dapat hidu dan membuahi selama 48 jam setelah
ejakulasi, (3) ovum dapat hidup selama 24 jam setelah ovulasi. Jadi apabila
kontrasepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selama 3 hari
(72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi.
2) Metode
pantang berkala
Berikut adalah 6 langkah menetukan masa aman dalam
pantang berkala:
a) Tentukan
siklus haid terpendek
b) Tentukan
siklus haid terpanjang
c) Siklus
haid terpendek dikurangi 18
d) Siklus
haid terpanjang dikurangi 11
e) Tentukan
masa ovulasi = hasil langkah (3) sampai hasil dari langkah (4)
f) Tentukan
masa aman, mulai dari hasil langkah 3 dikurangi 1 sampai dengan hasil langkah 4
ditambah 1
3) Metode
suhu basal
Cara lain untuk
menetukan masa aman adalah dengan suhu basal tubuh. Menjelang ovulasi suhu
basal tubuh akan menurun dan kurang lebih 24 jam setelah ovulasi suhu basal
akan naik lagi sampai tinggi daripada suhu sebelum ovulasi. Penggunaan suhu
basal dan penentuan masa aman akan meningkatkan daya guna pantang berkala.
Namun, suhu basal tubuh dapat pula meningkatkan pada beberapa kondisi seperti
infeksi, ketegangan dan waktu tidur yang tidak teratur. Oleh karena itu,
dianjurkan agar tidak melakukan hubungan seksual sampai terlihat suhu tubuh
tetap tinggi tiga hari (pada waktu pagi) berturut-turut. Dengan mengenal
tanda-tanda premenstruasi, maka saat ovulasi dapat diperkirakan.
Efek Samping dari
metode ini adalah: Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal
ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina saat berhubungan
seksual
Daya
Guna dari metode ini adalah: Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100
wanita per tahun, daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola cara
rintangan, misalnya kondom atau obat spermatisida di samping pantang berkala.
4) Metode
lendir serviks
Metode ovulasi
didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus
menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas
maksimal dalam masa subur. Wanita akan diajarkan tentang cara mengenali
perubahan karakteristik lendir serviks dan pola sensasi di
vulva(kebasahan,perasaan banyak cairan,atau kering) selama siklus.
Metode ovulasi
dikembangkan pada tahun 1950 an oleh dua orang dokter warga negara Australia ,
yaitu Drs. Evelyn dan john billings, kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat
pada awal tahun 1970 an. Validasi metode ini dilakukan dengan menghubungkan
pengawasan terhadap perubahan lendir serviks wanita yang dapat dideteksi divulva
dan peningkatan jumlah estrogen pada fase folikuler siklus menstruasi. Saat
kedua ovarium berada dalam keadaan diam akan terlihat jumlah estrogen dan
progesteron menurun,hasilnya adalah ketiadaan sensasi atau lendir pada vulva.
5) Metode
simtomtermal
Anda harus mendapat instruksi untuk metode lendir
serviks dan suhu basal. Masa subur dapat ditentukan dengan mengamati suhu tubuh
dan lendir serviks.
a) Setelah
darah haid tertentu, hubungan seksual dapat dilakukan pada malam hari pada hari
kering dengan berselang sehari selama masa tak subur. Ini adalah selang hari
kering (aturan awal ), atau sama dengan metode lendir serviks.
b) Masa
subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir, ini adalah aturan
awal. Aturan yang sama dengan metode lendir serviks , yaitu berpantang
melakukan hubungan seksual sampai masa subur berakhir
c) Pantang
melakukan hubungan seksual sampai hari puncak dan aturan perubahan suhu telah
terjadi.
d) Apabila
aturan ini tidak mengidetifikasi hari yang sama sebagai hari akhir masa subur,
selalu ikuti aturan yang paling konservatf, yaitu aturan yang mengidenifikasi
masa subur yangb paling panjang.
b) Metode
dengan alat
1) Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi terjadinya
pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung
karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam
saluran reproduksi wanita. Selain itu kondom juga dapat mencegah penularan
mikroorganisme contohnya HIV dari satu pasangan ke pasangan yang lain. Secara
ilmiyah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan
per 100 wanita per tahun.
Keuntungan:
·
Efektif bila digunakan dengan benar
·
Tidak mengganggu kesehatan pengguna
·
Murah dan dapat dibeli secara umum
Kerugian
·
Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung
·
Harus selalu tersedia setiap kali mau berhubungan
·
Cara penggunaan selalu mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
2)
Diafragma
Diafragma adalah
kap berbentuk bulat cembung terbuat dari karet yang diinsersikan kedalam vagina
sebelum berhubungan seksual dan menutup servick.
Macam-macam
diagfragma:
a)
Coil-spring diagfragma, pinggir-alas diagfragma mempunyai kawat logam dengan
pegas/per spiral yang bundar dan dilapisi dengan karet.
·
Diaphragma ini terutama berguna untuk wanita dengan: otot-otot yang kuat.
Arcus pubis yang dalam dibelakang os pubis. Tidak ada perubahan posisi uterus.
Ukuran dan kontur vagina normal.
b)
Flat-spring diagfragma (Mensinga)
c)
Arching-spring diagfragma (Findlay)
3)
Kap serviks
Kap serviks
adalah suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja. Dibandingkan
dengan diagfragma, kap serviks:
a)
Lebih dalam/tinggi kubahnya, tetapi diameternya lebih kecil.
b)
Umumnya lebih kaku.
c)
Menutupi serviks karena hisapan (suction), bukan karena pegas.
Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam atau
plastic, sedangkan sekarang yang banyak adalah dari karet.
2.3.2
Metode modern
a.
Kontrasepi Hormonal
1)
Per-oral atau pil KB
Pil KB adalah
suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil/tablet didalam trip yang
berisi gabungan hormone estrogen dan hormone progesterone atau yang terdiri
dari hormone progesterone saja.
Macam-macam pil KB:
a)
Pil oral kombinasi
Dasar dari pil oral
adalah meniru proses-proses alamiah. Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen
dan progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama
siklus haid normal, sehingga juga menekan releasing-factors di otak dan
akhirnya mencegah ovulasi.
Jenis:
·
Monofasik
: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang samadenan 7 tablet tanpa hormon.
·
Bifasik
: pil yangtersedia dalam kemasana 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin
(E/P) dengan dua dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
·
Trifasik
: pil yang tersedia dalam 21 kemasan tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
Cara Kerja
·
Menekan
ovulasi
·
Mencegah
implantasi
·
Lendir
serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
·
Pergerakan
tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu
pula
Manfaat:
·
Memiliki
efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila
digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan)Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
·
Tidak
mengganggu hubungan seksual
·
Siklus
haid menjadi teratur, banyak darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak
terjadi nyeri haid
·
Dapat
digunakan jangka panjang selama perempeuan masih ingin menggunakannya untuyk
mencegah kehamilan.
·
Dapat
digunakan sejak usia remaja sampai menopause
·
Mudah
dihentikan setiap saat
·
Kesuburan
segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
·
Dapat
digunakan sebagai kontrasepsi darurat
·
Membantu
mencegah :
o Kehamilan ektopik
o Kanker ovarium
o Kanker endometrium
o Kista ovarium
o Penyakit radang panggul
o Kelainan jinak pada payudara
o Disminore, atau
o Akne
Kontra indikasi:
·
Mahal
dan membosankan karena harus memakai setiap hari
·
Mual,
terutama pada 3 bulan pertama
·
Perdarahan
bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
·
Pusing
·
Nyeri
payudara
·
Berat
badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki
dampak positif
·
Berhenti
haid (amenorea), jarana pada POK
·
Tidak
boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
·
Pada
sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati,
sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang
·
Dpat
meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke dan
gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia
>35 tahun dan merokok perlu hati-hati
·
Tidak
mencegah PMS (Penyakit Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS
b) Kontrasepsi Pil Progestin
(Minipil)
Mini-pil
bukan menjadi pengganti dari POK , tetapihanya sebagai suplemen yang digunakan
oleh wanita-wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang
menyusui atau untuk wanita yang harus menghindari estrogen oleh sebab apapun.
Jenis
·
Kemasan
dengan isi 35 pil : 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron
·
Kemasan
dengan isi 28 pil : 75 µg desogestrel
Cara kerja
·
Menekan
sekresi gonadotropin dan sintesis streroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)
·
Endometrium
mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
·
Mengentalkan
lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
·
Mengubah
motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
Manfaat kontrasepsi
·
Sangat
efektif bila digunakan scara benar
·
Tidak
mengganggu hubungan seksual
·
Tidak
mempengaruhi ASI
·
Kesuburan
cepat pulih
·
Nyaman
dan mudah digunakan
·
Sedikit
efek samping
·
Dapat
dihentikan setiap saat
·
Tidak
mengandung estrogen
Yang dapat menggunakan minipil
·
Usia
reproduksi
·
Telah
memiliki anak atau yang belum memiliki anak
·
Menginginkan
suatu metode kontrasepsi yang sangat efektf selama periode menyusui
·
Pascapersalinan
atau tidak menyusui
·
Pasca
keguguran
·
Perokok
segala usia
·
Mempunyai
tekanan darah tinggi (selama <180/110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan
darah
·
Tidak
boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen
2)
Injeksi atau suntikan progestin
Suntik KB ini mencegah lepasnya bsel telut dari indung telur wanita, dan
dapat mengental lender mulut rahim, sehoingga spermatozoa tidak dapat masuk
kedalam rahim.Salah satu tujuan
utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan suatu metode
kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membeutuhkan
pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversible
Jenis:
·
Depo
Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera) , mengandung 150 mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan IM
·
Depo
Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat,
diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntikkan IM.
Cara kerja:
·
Mencegah
ovulasi
·
Mengentalkan
lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penestrasi sperma
·
Menjadikan
selaput lendir rahim tipis dan atropi
·
Menghambat
transportasi gamet oleh tuba
Keuntungan:
·
Sangat
efektif
·
Pencegahn
kehamilan jangka panjangTidak berpengaruh pada hubungan suami istri
·
Tidak
mengandung estrogen sehinga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung
dan gangguan pembekuan darah
·
Tidak
memiliki pengaruh terhadap ASI
·
Sedikit
efek samping
·
Klien
tidak perlu menyimpan obat suntik
·
Dapat
digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
·
Membantu
mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
·
Menurunkan
kejadian penyakit jinak payudara
·
Mencegah
beberapa penyakit radang panggul
·
Menurunkan
krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
Keterbatasan
·
Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
o Siklus haid yang memendek atau memanjang,
o Perdarahan yang banyak atau sedikit,
o Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting),
o Tidak haid sama sekali
·
Klien
sangat bergantung pada tempat pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan)
·
Tidak
dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
·
Permasalahan
berat badan merupakan efek samping tersering
·
Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan PMS, HBV, HIV/AIDS
·
Terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
·
Terlambatnya
kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya
(tempat suntikan)
·
Terjadi
perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
·
Pada
penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
·
Pada
penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nevorsitas, akne
Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntika progrestif
·
Usia
reproduksi
·
Nulipara
dan yang telah memiliki anak
·
Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efectivitas tinggi
·
Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
·
Estela
melahirkan dan tidak menyusui
·
Estela
abortus atau keguguran
·
Telah
banyak anak, tetapi belem menghendaki tubektomi
·
Perokok
·
Tekanan
darah 180/110 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan
sabit
·
Menggunakan
obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat TBC (rifampisin)
·
Tidak
dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
·
Sering
lupa menggunakan pil kontrasepsi
·
Anemia
defisiensi besi
·
Mendekati
usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan POK
2.4 Karakteristik
aseptor KB
Meliputi umur ibu, pendidikan dan pendapatan. Faktor
yang secara langsung atau internal mempengaruhi keikutsertaan keluarga
berencana antara lain sebagai berikut:
2.4.1
Umur
Keluarga
berencana adalah masa penundaan. Kehamilan bagi pasangan usia subur dengan
istri dibawah umur 20 tahun, dianjurkan yuntuk menunda kehamilannya, masa
mengatur kehamilan bagi pasangan usia subur, dengan istri usia diatas 30 tahun.
Mengingat bahwa faktor umur memang peranan penting terhadap derajat kesehatan
dan kesejahteraan ibu, maka sebaiknya merencanakan kehamilan pada usia antara
20-30 tahun (Sitorus, 1999).
2.4.2
Pendidikan
Pendidikan
merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses perkembangan
atau perubahan kea rah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu. Pada
kelompok masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu,
dari tidak mampu mengatasi masalah sendiri masalah-masalah kesehatan menjadi
mampu (Purwanto, 1999), pendidikan ibu dalam hal ini adalah latar belakang
pendidikan ibu.
2.4.3
Pendapatan
Dalam banyak
masyarakat seorang pekerja, apapun jenis kelaminnya, menerima upah yang sama.
Namun di berbagai masyarakat lain pekerjaan laki-laki memperoleh upah lebih
tinggi daripada upah pekerja perempuan walaupun pekerjaan yang dilakukan sama.
Jika dibandingkan antara besarnya pendapatan tiap keluarga dengan besarnya
pengeluaran, kita akan memperoleh kenyataan bahwa banyak yang belum dapat
memenuhi kebutuhan sehingga memilih keluarga kecil. Keinginan untuk memilih
keluarga kecil dapat dilakukan dengan keinginan untuk ber-KB (Desiyana, 2004).
2.5 Keteraturan
penggunaan KB
Keteraturan adalah sebuah konsep ilahiah menjadi tuntunan mannusia hidup.
Menurut Budioro (1998), keteraturan merupakan proses penerimaan seseorang
terhadap respon tindakan atau perbuatan, dimana proses ini didasari oleh
pengetahuan, kesdaran dan sikap yang positif yang mempunyai dampak pada prilaku
yang bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu
tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.
Misalnya ibu peserta KB akan selalu teratur untuk ber-KB tiap bulannya.
Nilai-nilai keteraturan menjadi parameter sebagai ukuran baik atau buruk,
kadang sebagai ukuran benar atau salah. Kepribadian manusia yang lebih dekat
dengan keteraturan menjadi cap pribadi yang baik, meski kadang terlepas dari
ukuran benar atau salah.
Faktor yang mempengaruhi keteraturan dalam ber-KB, konsep umum yang
digunakan untuk mendiagnosa keteraturan atau perilaku adalah konsep dari Lawrence
Green (1980). Yang dikutip oleh Notoatmodjo (2000) Lawrence
Green menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1. Faktor-faktor predisposisi yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung, yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, dan
sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong, yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
Seorang ibu yang tidak mau ikut ber-KB, mungkin ia
tidak ada minat dan niat terhadap ber-KB (behavior intention) atau
barangkali juga karena tidak ada dukungan dari masyarakat sekitarnya (social
support). Mungkin juga karena kurang atau tidak memperoleh informasi yang
kuat tentang KB (accessibility of information) atau mungkin ia tidak
mempunyai kebebasan untuk menentukan, misalnya harus tunduk kepada suaminya,
mertuanya atau orang lain yang ia segan (personal autonomy). Faktor lain
yang mungkin menyebabkan ibu ini tidak ikut KB adalah karena situasi dan
kondisi yang tidak memungkinkan, misalnya alasan kesehatan (action
situation).
BAB 3
PENUTUP
3.1
Simpulan
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma tersebut (Depkes RI, 1998). Syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh suatu metode kontrasepsi yaitu :
1.
Aman tidak berbahaya
2.
Dapat diandalkan
3.
Sederhana, sedapat-daatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter
4.
Murah
5.
Dapat diterima oleh orang banyak
6.
Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)
Ada berbagai macam alat kontrasepsi yang bisa
digunakan untuk ibu yang ingin ber-KB, seperti : Kontap-Wanita/M O W,
Kontap-pria/ O P/vasektomi, Suntikan, Pil oral kombinasi (POK), Mini pil, I U
D, Kondom, Diafragma (dengan spermisid), Spons (sponge) (dengan supermisid),
Kap serviks, KB alamiah, dan sebagainya.
3.2
Saran
Keadaaan yang paling ideal adalah bahwa isteri dan
suami harus bersama-sama ke pelayanan kesehatan untuk :
1.
Memilih metode kontrasepsi yang terbaik
2.
Saling kerja sama dalam pemakaian kontrasepsi
3.
Membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi
4.
Memperhatikan tanda-tanda bahaya pemakaina kontrasepsi
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi. 2010. keluarga
Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Saifuddin, Abdul Bari,
dkk.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
: yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
0 komentar:
Posting Komentar