05 Juli, 2015

Kelompok Metode Kontrasepsi

MAKALAH REPRODUKSI II
METODE KONTRASEPSI



OLEH:
Doddy Hermawan. - 121.0027
Indah Susanti - 121.0047
Nia Dewi Syinta - 121.0071
Shella Putri - 121.0097



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2014-2015




BAB 1
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Berbicara tentang kesehatan reproduksi banyak sekali yang harus dikaji, tidak hanya tentang organ reproduksi saja ada beberapa aspek , salah satunya adalah kontrasepsi. Kontrasepsi berasal dari dua kata kontra dan sepsi. Kontra berarti menolak, konsepsi berarti pertemuan antara sel telaur wanita (ovum) yang sudah matang dengan sel mani pria (sperma) sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan demikian kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel sperma pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan.
Dari 61,4 persen pengguna metode kontrasepsi di Indonesia, sebanyak 31,6 persen menggunakan suntik. Sedangkan yang memakai pil hanya 13,2 persen, memakai IUD (intra uterun device) atau spiral 4,8 persen, implant 2,8 persen, dan kondom 1,3 persen, sisanya vasektomi dan tubektomi. Demikian disampaikan kepala badan koordinasi keluarga berencana nasional (BKKBN), salah satu kontrasepsi yang popular di Indonesia adalah kontrasepsi suntik.Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enantat (NETEN), depo medrokasi progesteron acetat (DMPA) dan cyclofem. Kontrasepsi ini memiliki kelebihan dan kekurangan, kelemahan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah anemorboe, menoragia, dan muncul bercak (spotting). Terlambatnya kembal kesuburan setelah penghentian pemakaian, pertambahan berat badan 2kg dri berat badan pada kunjungan pertama.
Terdapat hubungan yang sangat erat antara KB dan Kesehatan, khususnya antara tingkat fertilitas ibu pada masa subur dengan morbiditas dan mortalitas anak. Penurunan tingkat fertilitas ibu akan tercapai bila mereka diberi jaminan bahwa anak balitanya dapat hidup terus. Fertilitas yang tidak terkendali merupakan masalah kesehatan yang sangat mendesak bagi ibu maupun anak. Sering mengalami kehamilan dan singkatnya masa laktasi yang dialami ibu .dalam masa reproduksi akan menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Jarak antara persalinan yang terlalu dekat, jumlah anak lebih dari 3 orang, umur ibu waktu melahirkan <20 tahun atau >30-35 tahun, telah terbukti merupakan penyebab tingginya mortalitas maupun morbiditas ibu dan anak.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1   Apa pengertian dari kontrasepsi?
1.2.2   Bagaimankah cara memilih metode kontrasepsi?
1.2.3   Apa sajakah macam-macam dari kontrasepsi?

1.3  Tujuan
1.3.1   Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi kontrasepsi
1.3.2   Mahasiswa mampu menjelaskan cara metode kontrasepsi.
1.3.3   Mahasiswa mampu menjelaskan tentang macam-macam dari metode kontrasepsi.




BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang bermaksud mencegah atau melawan dan konsepsi yang bermaksud pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan ( Depkes RI) Konsepsi juga bermaksud pembuahan dan fertilisasi adalah terjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) istri dengan sel mani (spermatozoa) suami pada saluran telur.
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Depkes RI). Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi alat atau obat-obatan.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi dan berkembang dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi  yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapa digolongkan berdasarkan cara kerjanya, yaitu metode barier (penghalang) seperti kondom yang menghalangi sperma, metode mekanik seperti IUD atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi. Adapun faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemampuan dan kemauan untuk melakukan kontrasepsi .

2.2 Memilih Metode Kontrasepsi
1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yaitu
a.         Aman tidak berbahaya
b.         Dapat diandalkan
c.         Sederhana, sedapat-daatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter
d.        Murah
e.         Dapat diterima oleh orang banyak
f.          Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)
Kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal / sempurna. Pengalaman menunjukkan bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk cafeteria atau supermarket, dimana calon akseptor memilih sendiri metoden kontrasepsi yang diinginkannya.
2.      Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi
a.       Factor pasangan – motivasi dan rehabilitasi
1)      Umum
2)      Gaya hidup
3)      Frekuensi senggama
4)      Jumlah keluarga yang diinginkan
5)      Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
6)      Sikap kewanitaan
7)      Sikap kepriaan
b.      Factor kesehatan – kontraindikasi absolute atau relative
1)      Status kesehatan
2)      Riwayat haid
3)      Pemeriksaan fisik
4)      Pemeriksaan panggul
c.       Factor metode kontra – penerimaan dan pemakaian berkesinambungan
1)      Efektivitas
2)      Efek samping minor
3)      Kerugian
4)      Komplikasi-kompliaksi yang potensial
5)      Biaya

2.2.3 Pandangan kontrasepsi
Dalam hal memilih metode kontrasepsi, kita harus dapat memandangnya dari dua sudut, yaitu pihak calon akseptor dan pihak medis atau petugas KB
1.      Pihak Calon Aseptor
Dengan belum tersedianya metode kontrasepsi yang benar-benar 100% sempurna, maka ada dua hal yang sangat penting yang ingin diketahui oleh pasangan calon akseptor, yaitu: efektivitas dan keamanan
a)                   Efektivitas
·         Petugas KB sering mendapatkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
Ø  Apakah metode ini benar-benar amapuh
Ø  Metode apa yang paling efektif
Ø  Metode apa yang paling efektif untuk saya dll
Karena pernyataan-pernyataan tersebut tidak dapat dijawab secara pasti untuk setiap idividu wanita, dianggap paling baik untuk menjawabnya dengan dua cara :
1.      Angka kegagalan bagi pasangan suami-istri yang memakai metode kontrasepsi secara konsisten dan benar, kegagalan cara (kegagalan metode)
2.      Angka kegagalan bagi pasangan suami-istri dalam kondisi kehidupan sehari-hari/sebenarnya (use efectifveness), kegagalan pemakai (user failure).
Angka kegagalan kontrasepsi dalam tahun pertama
Metode kontrasepsi
Kegagalan per
100 wanita
TEORITIS (%)
PRAKTEK (%)
Kontap-Wanita/M O W
Kontap-pria/ O P/vasektomi
Suntikan
Pil oral kombinasi (POK)
Mini pil
I U D
Kondom
Diafragma (dengan spermisid)
Spons (sponge) (dengan supermisid)
Kap serviks
Foam, creams, jellies
Vaginal suppositories
Coitus interruptus
KB alamiah
(fertility awarenesss methods)
(natural family planning)
Vaginal douching
Laktasi
Tanpa kontrasepsi
0,04
0,15
0,25
0,5
1
1-3
2
2
-*
2

3-5
16


2-20
15
90
0,1 – 0,5
0,2 – 0,6
3 – 5
4 – 10
5 – 12
5 – 6
10 – 20
19
10 – 20
13

18
20 – 40


20 – 40
40
40 – 50
90
NB : belum ada data yang adekuat
b)      Keamanan
Seperti halnya bahwa semua kontrasepsi mempunyai kegagalan maka semua kontrasepsi juga menimbulkan resiko tertentu pada pemakaiannya, yaitu diantaranya :
a.       Resiko yang berhubungan dengn metode itu sendiri, misalnya kematian, hospitalisasi, histerektomi, infeksi dan lain-lain
b.      Adanya resiko potensial dalam bentuk ketiknymanan (inconvenience), misalnya sanggama menjadi kurang  / tidak menyenangkan, biaya yang tinggi dan lain-lain.
2)         Pihak Medis atau Petugas KB
Disamping kedua hal tersebut diatas, untuk pihak medis/ petugas KB masih ada hal-hal lain yang penting dan perlu dipertimbangkan yaitu :
a)      Dalam upaya melindungi kesuburan / fertilitas dari akseptor, harus diingat bahwa:
1.      Pil-oral yang mempunyai efek protektif terhadap pelvic inflammatory disease, sehingga mungkin merupakan kontrasepsi yang ideal untuk wanita yang beberapa tahun ingin aktif seksual sebelum mengandung / hamil
2.      IUD yang menyebabkan resiko pelvic inflammatory disease lebih tinggi  (1.5 – 5 X), merupakan pilihan yang paling tidak menarik untuk seorang wanita yang masih ingin menginginkan anak dikemudian hari
3.      Meskipun sekarang dengan metode bedah mikro, kontap pada pria maupun wanita dapat dipulihkan kembali haruslah ditekankan bahwa metode kontap ini dianggap sebagai metode yang permanen
b)      Keuntungan non – kontraseptif
Perlu disadari pula oleh petugas KB dan akseptor akan keuntungan – keuntungan non – kontraseptif dari metode kontrasepsi tertentu, seperti:
1.      Efek terapeutik dari pil-oral untuk wanita dengan kista ovarium (polikistik, fungsional) atau penyakit payudara fibrokistik.
2.      Efek protektif dari pil-oral, kondom, dan spermisid terhadap pelvic inflammatory desease (PID)
c)      Kontra – indikasi
Yaitu suatu kondisi medis yang menyebabkan suatu bentuk pengobatan yang seharusnya disarankan/ dilakukan, tidak dianjurkan atau tidak aman.
Dikenal tiga macam kontra-indikasi:
1.      Absolut                       : jangan memakai
2.      Relative kuat               : dianjurkan untuk tidak memakai
3.      Relatif lainnya             : dapat dicoba asal diawasi dengan ketat
d)     Tanda – tanda bahaya
Calon akseptor harus diberitahu/diajarkan tanda-tanda bahaya dari metode kontrasepsi yang sedang dipertimbangkan olehnya, terutama untuk akseptor pil-oral dan IUD.
e)      Kerja sama antara suami-isteri
Metode-metode kontrasepsi tertentu tidak dapat dipakai tanpa kerja-sama pihak suami, misalnya coitus interruptus kondom, spermisid.
Metode fertility Awareness atau metode “kesadaran akan fertilitas” membutuhkan kerja sama dan saling percaya mempercayai antara pasangan suami-isteri. Dilan pihak , IUD, pil-oral, suntikan kadang-kadang digunakan oleh pihak istri, tanpa sepengetahuan suami.
Keadaaan yang paling ideal adalah bahwa isteri dan suami harus bersama-sama :
a.       Memilih metode kontrasepsi yang terbaik
b.      Saling kerja sama dalam pemakaian kontrasepsi
c.       Membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi
d.      Memperhatikan tanda-tanda bahaya pemakaina kontrasepsi

2.3 Macam-macam metode kontrasepsi
2.3.1 Metode sederhana
a)      Metode tanpa alat
1)      Metode Kalender
Metode kalender menggunakan prinsip pantang berkala, yaitu tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan masa subur istri digunakan tiga patokan, (1) ovulasi tejadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang, (2) sperma dapat hidu dan membuahi selama 48 jam setelah ejakulasi, (3) ovum dapat hidup selama 24 jam setelah ovulasi. Jadi apabila kontrasepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selama 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi.
2)      Metode pantang berkala
Berikut adalah 6 langkah menetukan masa aman dalam pantang berkala:
a)      Tentukan siklus haid terpendek
b)      Tentukan siklus haid terpanjang
c)      Siklus haid terpendek dikurangi 18
d)     Siklus haid terpanjang dikurangi 11
e)      Tentukan masa ovulasi = hasil langkah (3) sampai hasil dari langkah (4)
f)       Tentukan masa aman, mulai dari hasil langkah 3 dikurangi 1 sampai dengan hasil langkah 4 ditambah 1
3)      Metode suhu basal
Cara lain untuk menetukan masa aman adalah dengan suhu basal tubuh. Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan menurun dan kurang lebih 24 jam setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai tinggi daripada suhu sebelum ovulasi. Penggunaan suhu basal dan penentuan masa aman akan meningkatkan daya guna pantang berkala. Namun, suhu basal tubuh dapat pula meningkatkan pada beberapa kondisi seperti infeksi, ketegangan dan waktu tidur yang tidak teratur. Oleh karena itu, dianjurkan agar tidak melakukan hubungan seksual sampai terlihat suhu tubuh tetap tinggi tiga hari (pada waktu pagi) berturut-turut. Dengan mengenal tanda-tanda premenstruasi, maka saat ovulasi dapat diperkirakan.
Efek Samping dari metode ini adalah: Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina saat berhubungan seksual
     Daya Guna dari metode ini adalah: Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun, daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola cara rintangan, misalnya kondom atau obat spermatisida di samping pantang berkala.
4)      Metode lendir serviks
Metode ovulasi didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam masa subur. Wanita akan diajarkan tentang cara mengenali perubahan karakteristik lendir serviks dan pola sensasi di vulva(kebasahan,perasaan banyak cairan,atau kering) selama siklus.
Metode ovulasi dikembangkan pada tahun 1950 an oleh dua orang dokter warga negara Australia , yaitu Drs. Evelyn dan john billings, kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat pada awal tahun 1970 an. Validasi metode ini dilakukan dengan menghubungkan pengawasan terhadap perubahan lendir serviks wanita yang dapat dideteksi divulva dan peningkatan jumlah estrogen pada fase folikuler siklus menstruasi. Saat kedua ovarium berada dalam keadaan diam akan terlihat jumlah estrogen dan progesteron menurun,hasilnya adalah ketiadaan sensasi atau lendir pada vulva.
5)      Metode simtomtermal
Anda harus mendapat instruksi untuk metode lendir serviks dan suhu basal. Masa subur dapat ditentukan dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks.
a)      Setelah darah haid tertentu, hubungan seksual dapat dilakukan pada malam hari pada hari kering dengan berselang sehari selama masa tak subur. Ini adalah selang hari kering (aturan awal ), atau sama dengan metode lendir serviks.
b)      Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir, ini adalah aturan awal. Aturan yang sama dengan metode lendir serviks , yaitu berpantang melakukan hubungan seksual sampai masa subur berakhir
c)      Pantang melakukan hubungan seksual sampai hari puncak dan aturan perubahan suhu telah terjadi.
d)     Apabila aturan ini tidak mengidetifikasi hari yang sama sebagai hari akhir masa subur, selalu ikuti aturan yang paling konservatf, yaitu aturan yang mengidenifikasi masa subur  yangb paling panjang.
b)      Metode dengan alat
1)      Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi wanita. Selain itu kondom juga dapat mencegah penularan mikroorganisme contohnya HIV dari satu pasangan ke pasangan yang lain. Secara ilmiyah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Keuntungan:
·         Efektif bila digunakan dengan benar
·         Tidak mengganggu kesehatan pengguna
·         Murah dan dapat dibeli secara umum
Kerugian
·         Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung
·         Harus selalu tersedia setiap kali mau berhubungan
·         Cara penggunaan selalu mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
2)      Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung terbuat dari karet yang diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup servick.
Macam-macam diagfragma:
a)      Coil-spring diagfragma, pinggir-alas diagfragma mempunyai kawat logam dengan pegas/per spiral yang bundar dan dilapisi dengan karet.
·           Diaphragma ini terutama berguna untuk wanita dengan: otot-otot yang kuat. Arcus pubis yang dalam dibelakang os pubis. Tidak ada perubahan posisi uterus. Ukuran dan kontur vagina normal.
b)      Flat-spring diagfragma (Mensinga)
c)       Arching-spring diagfragma (Findlay)
3)      Kap serviks
Kap serviks adalah suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja. Dibandingkan dengan diagfragma, kap serviks:
a)      Lebih dalam/tinggi kubahnya, tetapi diameternya lebih kecil.
b)      Umumnya lebih kaku.
c)      Menutupi serviks karena hisapan (suction), bukan karena pegas.
Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam atau plastic, sedangkan sekarang yang banyak adalah dari karet.
2.3.2 Metode modern
a.       Kontrasepi Hormonal
1)      Per-oral atau pil KB
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil/tablet didalam trip yang berisi gabungan hormone estrogen dan hormone progesterone atau yang terdiri dari hormone progesterone saja.
Macam-macam pil KB:
a)      Pil oral kombinasi
Dasar dari pil oral adalah meniru proses-proses alamiah. Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid normal, sehingga juga menekan releasing-factors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi.
Jenis:
·         Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang samadenan 7 tablet tanpa hormon.
·         Bifasik : pil yangtersedia dalam kemasana 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
·         Trifasik : pil yang tersedia dalam 21 kemasan tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Cara Kerja
·         Menekan ovulasi
·         Mencegah implantasi
·         Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
·         Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula
      Manfaat:
·         Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan)Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
·         Tidak mengganggu hubungan seksual
·         Siklus haid menjadi teratur, banyak darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid
·         Dapat digunakan jangka panjang selama perempeuan masih ingin menggunakannya untuyk mencegah kehamilan.
·         Dapat digunakan sejak usia remaja sampai menopause
·         Mudah dihentikan setiap saat
·         Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
·         Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
·         Membantu mencegah :
o   Kehamilan ektopik
o   Kanker ovarium
o   Kanker endometrium
o   Kista ovarium
o   Penyakit radang panggul
o   Kelainan jinak pada payudara
o   Disminore, atau
o   Akne
Kontra indikasi:
·         Mahal dan membosankan karena harus memakai setiap hari
·         Mual, terutama pada 3 bulan pertama
·         Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
·         Pusing
·         Nyeri payudara
·         Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif
·         Berhenti haid (amenorea), jarana pada POK
·         Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
·         Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang
·         Dpat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia >35 tahun dan merokok perlu hati-hati
·         Tidak mencegah PMS (Penyakit Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS
b)      Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil)
Mini-pil bukan menjadi pengganti dari POK , tetapihanya sebagai suplemen yang digunakan oleh wanita-wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang menyusui atau untuk wanita yang harus menghindari estrogen oleh sebab apapun.
Jenis
·         Kemasan dengan isi 35 pil : 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron
·         Kemasan dengan isi 28 pil : 75 µg desogestrel
Cara kerja
·         Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis streroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)
·         Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
·         Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
·         Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
Manfaat kontrasepsi
·         Sangat efektif bila digunakan scara benar
·         Tidak mengganggu hubungan seksual
·         Tidak mempengaruhi ASI
·         Kesuburan cepat pulih
·         Nyaman dan mudah digunakan
·         Sedikit efek samping
·         Dapat dihentikan setiap saat
·         Tidak mengandung estrogen
Yang dapat menggunakan minipil
·         Usia reproduksi
·         Telah memiliki anak atau yang belum memiliki anak
·         Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektf selama periode menyusui
·         Pascapersalinan atau tidak menyusui
·         Pasca keguguran
·         Perokok segala usia
·         Mempunyai tekanan darah tinggi (selama <180/110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah
·         Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen
2)      Injeksi atau suntikan progestin
Suntik KB ini mencegah lepasnya bsel telut dari indung telur wanita, dan dapat mengental lender mulut rahim, sehoingga spermatozoa tidak dapat masuk kedalam rahim.Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membeutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversible
Jenis:
·         Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera) , mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan IM
·         Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntikkan IM.
Cara kerja:
·         Mencegah ovulasi
·         Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penestrasi sperma
·         Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
·         Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Keuntungan:
·         Sangat efektif
·         Pencegahn kehamilan jangka panjangTidak berpengaruh pada hubungan suami istri
·         Tidak mengandung estrogen sehinga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
·         Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
·         Sedikit efek samping
·         Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
·         Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
·         Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
·         Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
·         Mencegah beberapa penyakit radang panggul
·         Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
Keterbatasan
·         Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
o   Siklus haid yang memendek atau memanjang,
o   Perdarahan yang banyak atau sedikit,
o   Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting),
o   Tidak haid sama sekali
·         Klien sangat bergantung pada tempat pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan)
·         Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
·         Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
·         Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan PMS, HBV, HIV/AIDS
·         Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
·         Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
·         Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
·         Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
·         Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nevorsitas, akne
Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntika progrestif
·         Usia reproduksi
·         Nulipara dan yang telah memiliki anak
·         Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efectivitas tinggi
·         Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
·         Estela melahirkan dan tidak menyusui
·         Estela abortus atau keguguran
·         Telah banyak anak, tetapi belem menghendaki tubektomi
·         Perokok
·         Tekanan darah 180/110 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit
·         Menggunakan obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat TBC (rifampisin)
·         Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
·         Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
·         Anemia defisiensi besi
·         Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan POK

2.4  Karakteristik aseptor KB
Meliputi umur ibu, pendidikan dan pendapatan. Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi keikutsertaan keluarga berencana antara lain sebagai berikut:
2.4.1        Umur
Keluarga berencana adalah masa penundaan. Kehamilan bagi pasangan usia subur dengan istri dibawah umur 20 tahun, dianjurkan yuntuk menunda kehamilannya, masa mengatur kehamilan bagi pasangan usia subur, dengan istri usia diatas 30 tahun. Mengingat bahwa faktor umur memang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu, maka sebaiknya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun (Sitorus, 1999).
2.4.2        Pendidikan
Pendidikan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses perkembangan atau perubahan kea rah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu. Pada kelompok masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah sendiri masalah-masalah kesehatan menjadi mampu (Purwanto, 1999), pendidikan ibu dalam hal ini adalah latar belakang pendidikan ibu.
2.4.3        Pendapatan
Dalam banyak masyarakat seorang pekerja, apapun jenis kelaminnya, menerima upah yang sama. Namun di berbagai masyarakat lain pekerjaan laki-laki memperoleh upah lebih tinggi daripada upah pekerja perempuan walaupun pekerjaan yang dilakukan sama. Jika dibandingkan antara besarnya pendapatan tiap keluarga dengan besarnya pengeluaran, kita akan memperoleh kenyataan bahwa banyak yang belum dapat memenuhi kebutuhan sehingga memilih keluarga kecil. Keinginan untuk memilih keluarga kecil dapat dilakukan dengan keinginan untuk ber-KB (Desiyana, 2004).

2.5  Keteraturan penggunaan KB
Keteraturan adalah sebuah konsep ilahiah menjadi tuntunan mannusia hidup. Menurut Budioro (1998), keteraturan merupakan proses penerimaan seseorang terhadap respon tindakan atau perbuatan, dimana proses ini didasari oleh pengetahuan, kesdaran dan sikap yang positif yang mempunyai dampak pada prilaku yang bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Misalnya ibu peserta KB akan selalu teratur untuk ber-KB tiap bulannya. Nilai-nilai keteraturan menjadi parameter sebagai ukuran baik atau buruk, kadang sebagai ukuran benar atau salah. Kepribadian manusia yang lebih dekat dengan keteraturan menjadi cap pribadi yang baik, meski kadang terlepas dari ukuran benar atau salah.
Faktor yang mempengaruhi keteraturan dalam ber-KB, konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosa keteraturan atau perilaku adalah konsep dari Lawrence Green (1980). Yang dikutip oleh Notoatmodjo (2000) Lawrence Green menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1.      Faktor-faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan sebagainya.
2.      Faktor-faktor pendukung, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, dan sebagainya.
3.      Faktor-faktor pendorong, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Seorang ibu yang tidak mau ikut ber-KB, mungkin ia tidak ada minat dan niat terhadap ber-KB (behavior intention) atau barangkali juga karena tidak ada dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support). Mungkin juga karena kurang atau tidak memperoleh informasi yang kuat tentang KB (accessibility of information) atau mungkin ia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan, misalnya harus tunduk kepada suaminya, mertuanya atau orang lain yang ia segan (personal autonomy). Faktor lain yang mungkin menyebabkan ibu ini tidak ikut KB adalah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, misalnya alasan kesehatan (action situation).




BAB 3
PENUTUP


3.1              Simpulan
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Depkes RI, 1998). Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yaitu :
1.      Aman tidak berbahaya
2.      Dapat diandalkan
3.      Sederhana, sedapat-daatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter
4.      Murah
5.      Dapat diterima oleh orang banyak
6.      Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)
Ada berbagai macam alat kontrasepsi yang bisa digunakan untuk ibu yang ingin ber-KB, seperti : Kontap-Wanita/M O W, Kontap-pria/ O P/vasektomi, Suntikan, Pil oral kombinasi (POK), Mini pil, I U D, Kondom, Diafragma (dengan spermisid), Spons (sponge) (dengan supermisid), Kap serviks, KB alamiah, dan sebagainya.

3.2              Saran
Keadaaan yang paling ideal adalah bahwa isteri dan suami harus bersama-sama ke pelayanan kesehatan untuk :
1.      Memilih metode kontrasepsi yang terbaik
2.      Saling kerja sama dalam pemakaian kontrasepsi
3.      Membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi
4.      Memperhatikan tanda-tanda bahaya pemakaina kontrasepsi


DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. 2010. keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Saifuddin, Abdul Bari, dkk.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo


0 komentar:

Posting Komentar