MAKALAH SISTEM REPRODUKSI 1
FISIOLOGI MENSTRUASI
FISIOLOGI MENSTRUASI
OLEH:
Emerentiana Dhany E. 121.0031
Intan Ayu R. 121.0049
Putri R. 121.0079
Rois Umam 121.0093
Firdanty Savira 111.0055
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN
AJARAN 2015 – 2016
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1
Latar Belakang
Pada wanita terdapat
siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel telur dan
pembentukan endometrium. Menstruasi merupakan suatu tanda bahwa alat kandungan
menunaikan faalnya. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya
haid yang lalu dan mulainya haid yang baru.
Biasanya, periode
pertama terjadi sekitar usia 12 atau 13 tahun. Namun, beberapa anak perempuan
mulai mengalami menstruasi pada usia 8 atau 9 tahun, sedangkan yang lain
mungkin lebih lama sekitar umur 15 atau 16 tahun. Jika menstruasi tidak terjadi
padausia 16 tahun, sebaiknya ia segera menghubungi dokter untuk evaluasi.
Menstruasi biasanya dimulai sekitar 2 tahun setelah payudara mulai berkembang
dan diikuti dengan perkembangan pinggang dan rambut halus disekitar vagina.
Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi yang normal
atau yang dianggap sebagai siklus klasik ialah 28 hari, tetapi hanya beberapa
perempuan yang mengalami siklus klasik. Lebih dari 90% perempuan mempunyai
siklus menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi
oleh hormon reproduksi.
Lama menstruasi
biasanya antara 3-6 hari, ada yang 1-2 hari dan diikuti darah yang sedikit dan
ada yang sampai 7-8 hari. Cairan menstruasi terdiri dari autolisis fungsional,
exudat inflamasi, sel darah merah dan enzym proteolitik.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini dalah bagaimana
gambaran tentang siklus menstruasi.
1.
Mengetahui apa
pengertian dari menstruasi
2.
Mengetahui
siklus menstruasi
3.
Mengetahui tanda
dan gejala menstruasi
4.
Gangguan pada
menstruasi
1.3
Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui tentang menstruasi dan fisiologinya.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi menstruasi.
2. Untuk
mengetahui usia rata-rata pada wanita menstruasi.
3.
Untuk mengetahui fisiologi
dan perubahan yang terjadi.
1.4
Manfaat
1. Memahami
definisi
menstruasi.
2. Memahami
rata-rata pada wanita menstruasi.
3. Memahami
fisiologi dan perubahan yang terjadi.
BAB 2
PEMBAHASAN
3.1
Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus
yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya
lapisan endometrium uterus.
3.2
Fisiologis
Siklus Menstruasi
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran
pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses
ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan
siklik maupun lama siklus menstruasi.
Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron.
Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang
mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya.
Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol.
Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan
pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder
yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam
perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus.
Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus
selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang paling penting untuk
menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi uterus untuk
implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi progesteron
berperan penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang
normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam
jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam perkembangan dini folikel dan juga
mempengaruhi libido wanita.
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3
tahun setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan
memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan bahwa
setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum umun
menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7
hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang
sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat
dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi
sekitar 6-8 hari.
3.3
Bagian-bagian
Siklus Menstruasi
3.3.1
Siklus
Endometrium
Siklus
endometrium, terdiri dari empat fase, yaitu:
1. Fase
menstruasi
Pada
fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan
dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini
berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi
kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada
kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru
mulai meningkat.
2. Fase
poliferasi
Pada
fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan
dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini
berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar
estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar
terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru
mulai meningkat.
3. Fase
sekresi/luteal
Fase
sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum
periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius
yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan
halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
4. Fase
iskemi/premenstrual
Implantasi
atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi.
Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi
estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan
progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke
endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional
terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.
3.3.2
Siklus
Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang
menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing
hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari
folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel
primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam
ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi
mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur
dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus
luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah
ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak
terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga
lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.
3.3.3
Siklus
Hipofisis-Hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar
estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam
darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising
hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel
stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel
de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan
Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing
hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14
dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada
masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan
progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.
3.4
Faktor-faktor
yang Berperan dalam Menstruasi
3.4.1
Faktor
Enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim
hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan
asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam
pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian
bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang
berakibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah
berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih banyak
zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk
implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka
dengan menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena
itu timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi
endomentrium dan perdarahan.
3.4.2
Faktor
Vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem
vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan
endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena. Dengan regresi
endometrium timbul statis dalam vena serta saluran-saluran yang
menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan
dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.
3.4.3
Faktor
Prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan
desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan
berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada
haid.
3.5
Gangguan
pada Siklus Menstruasi
3.5.1
Premenstrual
Tention
Premenstrual tention adalah
keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum
datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang
berlangsung terus sampai haid berhenti.
1. Faktor Penyebab:
a. Kejiwaan yang labil (premature).
b. Gangguan keseimbangan estrogen-progesteron.
2. Gejala:
a. Terdapat
kelainan hubungan di lingkungan keluarga dan terlalu peka terhadap perubahan
hormonal.
b. Dapat
terjadi:
1) Retensi
natrium dan air, payudara terasa bengkak dan sakit.
2) Berat
badan bertambah.
3) Disertai
edema tungkai.
3. Pengobatan:
a. Tanpa
pengobatan hilang setelah menstruasi.
b. Dapat
diberikan obat penenang.
c. Mengurangi
gejala klinis:
1) Diuretik
ringan.
2) Testosteron
sebagai anti estrogen sebanyak 5 mg selama 7 hari.
3.5.2
Dismenorea
Dismenorea adalah
nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut tidak
dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit
kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dismenorea dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Dismenorea
primer
Timbul sejak haid pertama dan akan pulih
sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau
perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal,
namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan
seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang
darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan
kesehatan.
a.
Manifestasi
klinis
1)
Usia lebih muda
2)
Timbul setelah terjadinya siklus haid yang
teratur
3)
Sering pada nulipara
4)
Nyeri sering terasa sebagai kejang
uterus dan spastik
5)
Nyeri timbul mendahului haid
6)
Nyeri meningkat pada hari pertama dan
kedua saat haid
7)
Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik
8)
Hanya terjadi pada siklus haid yang
ovulatorik
9)
Sering memberikan respons terhadap
pengobatan medikamentosa
10)
Pemeriksaan pelvik normal
11)
Sering disertai nausea, muntah, diare,
kelelahan, dan nyeri kepala
2.
Dismenorea
sekunder
Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada
penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip,
tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan
jaringan di sekitarnya.
a.
Manifestasi
klinis
1)
Usia lebih tua
2)
Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus
haid teratur
3)
Tidak berhubungan dengan paritas
4)
Nyeri sering terasa terus-menerus dan
tumpul
5)
Neri dimulai saat haid dan meningkat
bersamaan dengan keluarnya darah
6)
Berhubungan dengan kelainan pelvik
7)
Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
8)
Seringkali memerlikan tindakan operatif
9)
Terdapat kelainan pelvik
3.5.3
Hipermenorea
Hipermenorea adalah
perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi teratur. Bisa
disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7
hari, ganti pembalut 5-6 kali/hari tetapi masih memiliki siklus-siklus yang
teratur. Pada hipermenore perdarahan menstruasi berat berlangsung sekitar 8-10
hari dengan kehilangan darah lebih dari 80ml. Gejala yang dapat timbul antara
lain sakit kepala, kelemahan, kelelahan, kesemutan pada kaki dan tangan,
meriang, penurunan konsentrasi.
3.5.4
Amenorea
Amenorea
merupakan gejala atau keadaan klinis dengan ciri belum mendapatkan menstruasi
atau terlambat menstruasi selam tiga bulan berturut-turut. Amenorea dapat
dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Amenorea
primer, terjadi apabila seseorang wanita belum pernah mendapat menstruasi dan
tidak boleh didiagnosa sebelum pasien mencapai usia 18 tahun.
2. Amenorea
sekunder ialah hilangnya haid selama menarche.
3. Amenorea
yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama
menyusui dan setelah menapause.
3.5.5
Mittelschmerz
Mittelschmerz merupakan rasa nyeri yang terjadi saat
ovulasi. Namun, hal ini jarang dirasakan oleh wanita.
3.5.6
Mastalgia
Mastalgia dapat ditandai dengan rasa berat dan
bengkak pada payudara menjelang menstruasi. Hal ini dipengaruhi oleh estrogen
yang menyebabkan retensio natrium dan air pada payudara.
3.5.7
Vicarious
Menstruasi
Vicarious menstruasi merupakan perdarahan yang
terjadi pada organ lainnya yang tidak ada hubungannya dengan endometrium. Pada
organ tersebut dapat terjadi perdarahan sesuai dengan siklus menstruasi. Organ
tersebut yaitu hidung menimbulkan epitaksis dan lambung.
3.5.8
Pseudomenorea
Pseudomenorea
merupakan suatu keadaan haid tetapi darah haid
tersebut tidak dapat keluar, karena tertutupnya leher rahim, vagina atau
selaput darah.
1. Tanda dan gejala:
a.
Nyeri + 5 hari tanpa pendarahan
b.
Pada pemeriksaan terlihat sel darah menonjol berwarna
kebiru-biruan karena adanya darah yang berkumpul dibelakangnya.
3.5.9
Menstruasi
Praecox
Menstruasi
praecox merupakan perdarahan pada anak muda kurang dari 8–10 tahun yang
disertai dengan tumbuhnya rambut kelamin, pertumbuhan buah dada. Menstruasi
praecox dibagii menjadi:
1.
Pubertas praecox yang disertai terbentuknya hormon
gonadotropin dan dapat menimbulkan kehamilan.
2.
Pseudo pubertas praecox yaitu tidak adanya hormon
gonadotropin.
3.5.10
Hypomenorea
Hypomenorea
merupakan suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang
dari biasanya. Lama perdarahan secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari.
Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang.
Misal pada endometritis, mioma.
3.5.11
Oligomenorea
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan
siklusnya panjang lebih dari 35 hari. Oligomenorea disebabkan oleh perpanjangan
stadium folikuler (lamanya 8-9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi),
perpanjangan stadium luteal (lamanya 15-18 hari setelah ovulasi). Tanda dan Gejala dari oligomenorea adalah haid
jarang, yaitu setiap 35 hari sekali, perdarahan haid biasanya berkurang.
3.5.12
Polimenorea
Polimenorea merupakan suatu keadaan dimana haid sering terjadi karena
siklus yang pendek kurang dari 21 hari. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan
hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau masa subur, kelainan ovarium
karena peradangan, endometriosis.
3.5.13
Metrorrhagia
Metrorrhagia
merupakan suatu keadaan dimana perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan masa haid karena terjadi diantara dua haid. Metrorrhagia
dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Disebabkan oleh kehamilan seperti : abortus, kehamilan
ektopik
2.
Metrorrhagia di luar kehamilan:
a.
Karena luka yang tidak sembuh :
1)
Pada wanita menopause, wanita tanpa anak
2)
Pada wanita yang mempunyai anak banyak
b.
Peradangan endometritis
c.
Pengaruh hormonal
BAB
3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya
lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi
antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait
pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan
penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan
perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.
Bagian-bagian
siklusnya. Siklus
Endometrium, Siklus Ovulasi, Siklus Hipofisis-Hipotalamus. Faktor-faktor yang
berperan adalah Faktor Enzim, Faktor Vaskuler, Faktor Prostaglandin.
3.2 Saran
Kami sadar bahwa makalah ini
jauh dari sempurna. Maka kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna
untuk kemajuan kami dalam membuat makalah selanjutnya. Terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Affandi,
Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja
dan Dewasa. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Wiknjosastro,
Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta
Manuaba, Ida
Bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:
Arcan
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran Edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2000. Penuntun
Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: EGC.
0 komentar:
Posting Komentar