06 Juli, 2015

Kelompok Fisiologis Menstruasi



 MAKALAH SISTEM REPRODUKSI 1
FISIOLOGI MENSTRUASI



OLEH:
Emerentiana Dhany E.         121.0031
Intan Ayu R.                        121.0049
Putri R.                                121.0079
Rois Umam                          121.0093
Firdanty Savira                     111.0055


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2015 – 2016

BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1              Latar Belakang
Pada wanita terdapat siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Menstruasi merupakan suatu tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang baru.
Biasanya, periode pertama terjadi sekitar usia 12 atau 13 tahun. Namun, beberapa anak perempuan mulai mengalami menstruasi pada usia 8 atau 9 tahun, sedangkan yang lain mungkin lebih lama sekitar umur 15 atau 16 tahun. Jika menstruasi tidak terjadi padausia 16 tahun, sebaiknya ia segera menghubungi dokter untuk evaluasi. Menstruasi biasanya dimulai sekitar 2 tahun setelah payudara mulai berkembang dan diikuti dengan perkembangan pinggang dan rambut halus disekitar vagina.
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi yang normal atau yang dianggap sebagai siklus klasik ialah 28 hari, tetapi hanya beberapa perempuan yang mengalami siklus klasik. Lebih dari 90% perempuan mempunyai siklus menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Lama menstruasi biasanya antara 3-6 hari, ada yang 1-2 hari dan diikuti darah yang sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Cairan menstruasi terdiri dari autolisis fungsional, exudat inflamasi, sel darah merah dan enzym proteolitik.

1.2              Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini dalah bagaimana gambaran tentang siklus menstruasi.
1.      Mengetahui apa pengertian dari menstruasi
2.      Mengetahui siklus menstruasi
3.      Mengetahui tanda dan gejala menstruasi
4.      Gangguan pada menstruasi

1.3              Tujuan Penulisan
1.3.1        Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang menstruasi dan fisiologinya.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui definisi menstruasi.
2.      Untuk mengetahui usia rata-rata pada wanita menstruasi.
3.      Untuk mengetahui fisiologi dan perubahan yang terjadi.

1.4              Manfaat
1.      Memahami definisi menstruasi.
2.      Memahami rata-rata pada wanita menstruasi.
3.      Memahami fisiologi dan perubahan yang terjadi.


BAB 2
PEMBAHASAN

3.1              Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus.

3.2              Fisiologis Siklus Menstruasi
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.
Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol.
Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus. Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang paling penting untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi progesteron berperan penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita.
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari.

3.3              Bagian-bagian Siklus Menstruasi
3.3.1        Siklus Endometrium
Siklus endometrium, terdiri dari empat fase, yaitu:
1.      Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
2.      Fase poliferasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
3.      Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
4.      Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.

3.3.2        Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.

3.3.3        Siklus Hipofisis-Hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.


3.4              Faktor-faktor yang Berperan dalam Menstruasi
3.4.1        Faktor Enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endomentrium dan perdarahan.

3.4.2        Faktor Vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.

3.4.3        Faktor Prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.

3.5              Gangguan pada Siklus Menstruasi
3.5.1        Premenstrual Tention
Premenstrual tention adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
1.      Faktor Penyebab:
a.       Kejiwaan yang labil (premature).
b.      Gangguan keseimbangan estrogen-progesteron.
2.      Gejala:
a.       Terdapat kelainan hubungan di lingkungan keluarga dan terlalu peka terhadap perubahan hormonal.
b.      Dapat terjadi:
1)      Retensi natrium dan air, payudara terasa bengkak dan sakit.
2)      Berat badan bertambah.
3)      Disertai edema tungkai.
3.      Pengobatan:
a.       Tanpa pengobatan hilang setelah menstruasi.
b.      Dapat diberikan obat penenang.
c.       Mengurangi gejala klinis:
1)      Diuretik ringan.
2)      Testosteron sebagai anti estrogen sebanyak 5 mg selama 7 hari.
3.5.2        Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dismenorea dibagi menjadi 2, yaitu:
1.      Dismenorea primer
Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan.
a.       Manifestasi klinis
1)        Usia lebih muda
2)        Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
3)        Sering pada nulipara
4)        Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
5)        Nyeri timbul mendahului haid
6)        Nyeri meningkat pada hari pertama dan kedua saat haid
7)        Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik
8)        Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
9)        Sering memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa
10)    Pemeriksaan pelvik normal
11)    Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala

2.      Dismenorea sekunder
Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
a.       Manifestasi klinis
1)        Usia lebih tua
2)        Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur
3)        Tidak berhubungan dengan paritas
4)        Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul
5)        Neri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
6)        Berhubungan dengan kelainan pelvik
7)        Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
8)        Seringkali memerlikan tindakan operatif
9)        Terdapat kelainan pelvik

3.5.3        Hipermenorea
Hipermenorea adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan  haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7 hari, ganti pembalut 5-6 kali/hari tetapi masih memiliki siklus-siklus yang teratur. Pada hipermenore perdarahan menstruasi berat berlangsung sekitar 8-10 hari dengan kehilangan darah lebih dari 80ml. Gejala yang dapat timbul antara lain sakit kepala, kelemahan, kelelahan, kesemutan pada kaki dan tangan, meriang, penurunan konsentrasi.

3.5.4        Amenorea
Amenorea merupakan gejala atau keadaan klinis dengan ciri belum mendapatkan menstruasi atau terlambat menstruasi selam tiga bulan berturut-turut. Amenorea dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1.      Amenorea primer, terjadi apabila seseorang wanita belum pernah mendapat menstruasi dan tidak boleh didiagnosa sebelum pasien mencapai usia 18 tahun.
2.      Amenorea sekunder ialah hilangnya haid selama menarche.
3.      Amenorea yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menapause.

3.5.5             Mittelschmerz
Mittelschmerz merupakan rasa nyeri yang terjadi saat ovulasi. Namun, hal ini jarang dirasakan oleh wanita.

3.5.6             Mastalgia
Mastalgia dapat ditandai dengan rasa berat dan bengkak pada payudara menjelang menstruasi. Hal ini dipengaruhi oleh estrogen yang menyebabkan retensio natrium dan air pada payudara.

3.5.7             Vicarious Menstruasi
Vicarious menstruasi merupakan perdarahan yang terjadi pada organ lainnya yang tidak ada hubungannya dengan endometrium. Pada organ tersebut dapat terjadi perdarahan sesuai dengan siklus menstruasi. Organ tersebut yaitu hidung menimbulkan epitaksis dan lambung.

3.5.8             Pseudomenorea
Pseudomenorea merupakan suatu keadaan haid tetapi darah haid tersebut tidak dapat keluar, karena tertutupnya leher rahim, vagina atau selaput darah.
1.      Tanda dan gejala:
a.        Nyeri + 5 hari tanpa pendarahan
b.      Pada pemeriksaan terlihat sel darah menonjol berwarna kebiru-biruan karena adanya darah yang berkumpul dibelakangnya.

3.5.9             Menstruasi Praecox
Menstruasi praecox merupakan perdarahan pada anak muda kurang dari 8–10 tahun yang disertai dengan tumbuhnya rambut kelamin, pertumbuhan buah dada. Menstruasi praecox dibagii menjadi:
1.        Pubertas praecox yang disertai terbentuknya hormon gonadotropin dan dapat menimbulkan kehamilan.
2.        Pseudo pubertas praecox yaitu tidak adanya hormon gonadotropin.

3.5.10         Hypomenorea
Hypomenorea merupakan suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya. Lama perdarahan secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.

3.5.11         Oligomenorea
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari. Oligomenorea disebabkan oleh perpanjangan stadium folikuler (lamanya 8-9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi), perpanjangan stadium luteal (lamanya 15-18 hari setelah ovulasi). Tanda dan Gejala dari oligomenorea adalah haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali, perdarahan haid biasanya berkurang.

3.5.12         Polimenorea
Polimenorea merupakan suatu keadaan dimana haid sering terjadi karena siklus yang pendek kurang dari 21 hari. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau masa subur, kelainan ovarium karena peradangan, endometriosis.


3.5.13         Metrorrhagia
Metrorrhagia merupakan suatu keadaan dimana perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan masa haid karena terjadi diantara dua haid. Metrorrhagia dibagi menjadi 2, yaitu:
1.      Disebabkan oleh kehamilan seperti : abortus, kehamilan ektopik
2.      Metrorrhagia di luar kehamilan:
a.    Karena luka yang tidak sembuh :
1)   Pada wanita menopause, wanita tanpa anak
2)   Pada wanita yang mempunyai anak banyak
b.   Peradangan endometritis
c.    Pengaruh hormonal





BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.
Bagian-bagian siklusnya. Siklus Endometrium, Siklus Ovulasi, Siklus Hipofisis-Hipotalamus. Faktor-faktor yang berperan adalah Faktor Enzim, Faktor Vaskuler, Faktor Prostaglandin.


3.2 Saran
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Maka kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna untuk kemajuan kami dalam membuat makalah selanjutnya. Terimakasih.



DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja dan Dewasa. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2000. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: EGC.


0 komentar:

Posting Komentar