06 Juli, 2015

Kelompok Anatomi Reproduksi Wanita



MAKALAH SISTEM REPRODUKSI I
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI WANITA
 
Adhetya Ayu P.                      (121.0003)
Erisky                                      (121.0033)
Mustika Larasati P.                 (121.0067)
Monica Handayani                  (121.0065)
Ilham Cahyo                           (111.0065)
 


PRODI S1-KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2014 – 2015


 
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
Pada pelajaran ini akan dibahas tentang sistem organ reproduksi wanita yang meliputi struktur organ reproduksi wanita, oogenesis dan siklus menstruasi.  Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora, labium minora dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina.


Ogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.

1.2         Rumusan Masalah
Bagaimanakah anatomi sistem reproduksi wanita?
1.3         Tujuan Penulisan
1.3.1   Tujuan Umum
Mendiskripsikan dan menerangkan bagaimanakah anatomi sistem reproduksi wanita.
1.3.2   Tujuan Khusus
1.      Mendiskripsikan alat genitalia wanita bagian luar
2.      Mendiskripsikan alat genitalia wanita bagian dalam
3.      Mendiskripsikan gangguan sistem reproduksi wanita
1.4         Manfaat Penulisan
1.4.1   Manfaat Bagi Pembaca
Dapat memahami dan mengerti tentang anatomi sistem reproduksi wanita.
1.4.2   Manfaat Bagi Penulis
Dapat menjadikan sebagai dasar acuan refrensi dalam pemenuhan ilmu pengetahuan dan aplikasi terapan dalam penangan klien dengan gangguan sistem reproduksi wanita. Serta dapat dijadikan acuan dalam pengadaan penelitian yang terkait dengan sitem reproduksi wanita sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dan meminimalisir angka kejadian.





BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian yaitu: alat reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang terletak di perineum.
2.1.1        Alat genitalia wanita bagian luar
Description: C:\Users\admin\Documents\Screenshot_2015-05-18-19-42-18.png
a.       Mons veneris/Mons pubis
Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (lemak) berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks.
b.      Labia mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri dari:
1)      Bagian luar
Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.
2)      Bagian dalam
Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).
c.       Labia minora
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam labia mayora tanpa rambut yang memanjang kearah bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, sementara bagian lateral anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dnegan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
d.      Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
e.       Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.
f.       Perineum
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
g.      Kelenjar bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
h.      Himen (selaput dara)
Description: C:\Users\admin\Documents\Screenshot_2015-05-18-19-33-09.png
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
i.        Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan labia minora. Di garis tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen.
2.1.2        Alat genitalia wanita bagian dalam
Description: C:\Users\admin\Documents\Screenshot_2015-05-18-19-43-14.pngDescription: C:\Users\admin\Documents\Screenshot_2015-05-18-19-43-29.png
a.       Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina. Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding posterior 11 cm. Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung kemih. Vagina merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingetr ani dan muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan.
Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada bagian uterus. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak vagina menjadi empat yaitu: forni anterior, fornik posterior, fornik dekstra, dan fornik sinistra.
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
b.      Uterus
Description: C:\Users\admin\Documents\Screenshot_2015-05-18-19-34-01.png
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih, cekung dan tampak seperti bola lampu/buah peer terbalik yang terletak di pelvis minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin, dan teraba padat.
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri merupakan bagian uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga, dan serviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat, dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu peritoneum, miometrium/lapisan otot, dan endometrium.
1)      Peritoneum
a)      Meliputi dinding rahim bagian luar.
b)      Menutupi bagian luar uterus.
c)      Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat, pembuluh darah limfe, dan urat saraf.
d)     Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
2)      Lapisan otot
a)      Lapisan luar: seperti “Kap” melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum.
b)      Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri internum.
c)      Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dann vena. Lengkungan serabut otot ini  membentuk angka dan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat dengan demikian perdarahan dapat terhenti.
3)      Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum yang merupakan batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut istmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
4)      Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot dasar panggul, ligamnetum yang menyangga uterus adalah ligamentum latum, ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum infundibulo pelvikum (suspensorium ovarii) ligamentum kardinale machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum uterinum.
a)      Ligamentum latum
(1)   Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus meluas sampai ke dinding panggul.
(2)   Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan mengandung pembuluh darah limfe dan ureter.
(3)   Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopi.
(4)   Ligamentum rotundum (teres uteri).
(5)   Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis ingunalis dan mencapai labia mayora.
(6)   Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
(7)   Fungsinya menahan uterus dalam posisi anterefleksi.
b)      Ligamentum infundibulo pelvikum
(1)   Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju dinding panggul.
(2)   Menggantung uterus ke dinding panggul.
(3)   Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium.
c)      Ligamentum kardinale machenrod
(1)   Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju panggul.
(2)   Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri.
(3)   Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
d)     Ligamentum sacro uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale machenrod menuju os sacrum.
e)      Ligamentum vesika uterinum
(1)   Dari uterus menuju ke kandung kemih.
(2)   Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
5)      Pembuluh darah uterus
a)      Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding lateral dan memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar endometrium membentuk arteri spinalis uteri.
b)      Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah pada tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika.
6)      Susunan saraf uterus
Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf simpatis dan parasimpatis melalui servikalis fronkenhouser yang terletak pada pertemuan ligamentum sakro uterinum.
c.       Tuba fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus, terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim. Panjang tuba fallopi 12 cm dan diameter 3-8 cm. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia. Tuba fallopi terdiri atas:
1)      Pars interstitialis (intramularis) terletak diantara otot rahim mulai dari osteum internum tuba.
2)      Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang paling sempit.
3)      Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk “S”.
4)      Pars infundibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang disebut fimbriae tubae.
Fungsi tuba fallopi:
1)      Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
2)      Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
3)      Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
4)      Tempat terjadinya konsepsi.
5)      Tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi.
d.      Ovarium
Ovarium berfungsi dalam penbentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon-hormon steroid.
Berdasarkan letaknya, ovarium ke arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium. Sedangkan berdasarkan jenisnya ada dua bagian dari ovarium, yaitu:
1)      Korteks ovarii
a)      Mengandung folikel primordial.
b)      Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff.
c)      Terdapat corpus luteum dan albikantes.
2)      Medula ovarii
a)      Terdapat pembuluh darah dan limfe.
b)      Terdapat serat saraf.
e.       Parametrium
Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara kedua lembar ligamentum latum. Batasan parametrium, yaitu:
1)      Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping.
2)      Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri.
3)      Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium.
4)      Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii.
2.2  Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita 
Fisiologi reproduksi wanita merupakan sistem yang kompleks. Pada saat pubertas umur sekitar 13-16 tahun, dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung diatas 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai pertanda kematangan alat reproduksi wanita. Sejak saat itu wanita memasuki masa reproduksi aktif sampai mencapai mati haid di umur diatas 50 tahun.
Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh bebrapa faktor yang mempunyai sistem tersendiri, yaitu:
1.      Sistem susunan saraf pusat
Semakin dewasa umur wanita semakin besar pengaruh rangsangan dan emosi terhadap hypotalamus, sehingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hypofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus anterior hypofisis.
2.      Sistem hormonal
Hambatan rangsangan panca indera menuju hypotalamus melalui nukleus Amygdale (inhibitor pubertas) dan rangsang emosi secara langsung pada hypotalamus makin lama makin berkurang, sehingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hypofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus hypofisis guna mnegeluarkan hypofisis gonadotropin dalam bentuk FSH dan LH untuk selanjutnya mempengaruhi ovarium.
Untuk dapat saling mempengaruhi maka sistem hypotalamus, hypofisis, dan ovarium merupakan satu kesatuan. Hypofisis dianggap sebagai mother of gland yang mampu memberikan rangsangan pada kelenjar dalam tubuh seperti kelenjar thyroid, suprarenal, parathyroid, dan pankreas. Semua kelenjar tersebut bersama-sama dapat menumbuhkan perkembangan tubuh wanita menjadi dewasa.
3.      Perubahan yang terjadi pada ovarium
Dalam siklus reproduksi aktif sebanyak 400 buah folikel yang akan mengalami perubahan dan sebagian besar mengalami obliterasi menjadi korpus albikantes. Rangsang gonadotropin hypofisis FSH menyebabkan sel granulosa yang berada disekitar folikel primordial berkembang.
Pertumbuhan sel granulosa demikian rupa sehingga bagian dalamnya memnebtuk rongga yang berisi cairan liquor folliculi yang mengandung hormon estrogen. Ovum terdesak ke tepi dan disangga ke dinding folikel oleh cumulus oophorus. Ovum dipisahkan dengan sel granulosa oleh zona pelusida.
Pertumbuhan dan perkembangan folikel primordial yang semakin besar membentuk folikel de graff yang dindingnya menuju dinding ovarium. Pada puncak pertumbuhan folikel de graff, permukaannya mengalami nekrobiotik dan devaskularisasi, sehingga tipis dan bebas dari jaringan ikat dan pembuluh darah. Pengaruh tekanan liquor folikuli dan LH yang makin mneingkat dna berfluktuasi, terjadilah “ovulasi” yaitu pelepasan ovum ke tuba fallopi.
Proses penangkapan ovum disebut ovum pick up mechanism. Ovum melanjutkan perjalanan menuju uterus karena semprotan cairan folikuli, peristaltik tuba, dan aliran gerakan cairan tuba karena gerakan silianya. Setelah terjadi proses folikel de graff menjadi korpus rubrum dan selanjutnya korpus luteum.
4.      Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir
Uterus dengan lapisan endometriumnya merupakan organ akhir proses silus menstruasi, dimana hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhannya. Selama pertumbuhan dan perkembangan, folikel primordial mengeluarkan hormon estrogen yeng mempengaruhi ensometrium ke dalam proliferasi sejak akhir menstruasi sampai terjadi ovulasi.
Korpus rubrum yang segera menjadi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang makin lama makin tinggi kadarnya. Umur korpus luteum sekitar 8 hari dan selanjutnya akan mengalami regresi sehingga pengeluaran hormon semakin berkurang dan berhenti, yang berakibat vasokonstriksi pembuluh darah dan segera diikuti vasodilatasi. Situasi demikian menyebabkan pelepasan lapisan endometrium dalam bentuk serpihan dan perdarahannya disebut menstruasi.
Menstruasi terjadi dalam 4 fase:
a.       Stadium menstruasi/dequamasi
1)      Berlangsung sekitar 3-5 hari
2)      Lapisan stratum kompakta dan spongiosa dilepaskan
3)      Tertinggal lapisan stratum basalis 0,5 mm
4)      Jumlah perdarahan sekitar 50 cc, tanpa terjadi bekuan darah karena mengandung banyak fermen.
5)      Bila terdapat gumpalan darah, menunjukkan perdarahan menstruasi banyak.
b.      Stadium regenerasi/post menstrum
Stadium ini dimulai pada hari ke-4 menstruasi, dimana luka bekas dequamasi endometrium tertutup kembali oleh epitel selaput lendir endometrium, tebalnya diatas 0,5 mm, sel basalis mulai berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar endometrium mulai tumbuh kembali.
c.       Stadium proliferasi/inter menstrum
Stadium ini lapisan endometrium pertumbuhan kelenjarnya lebih cepat dari jaringan ikatnya sehingga berkelok-kelok. Lapisan atasnya tenoat saluran kelenjar tampaknya lebih kompak disebut stratum kompakta. Sedang lapisan yang mengandung kelenjar yang berkelok menjadi lebih longgar disebut stratum spongiosa. Stadium ini berlangsung sejak hari ke-5 sampai 14, dan tebal endometrium 3,5 cm.
d.      Stadium pramenstruasi/sekresi
Stadium ini endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan sejak saat ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi endometrium ke dalam fase sekresi. Tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya berkelok-kelok dan mengeluarkan sekret. Disamping itu sel endometrium mengandung banyak glikogen, kapur, protein, air, dan mineral sehingga siap untuk menerima implantasi dan memberikan nutrisi pada zygot. Berlangsung sejak hari ke-14 sampai ke-28.
5.      Rangsang estrogen dan progesteron pada pancaindera, langsung pada hypotalamus, dan melalui perubahan emosi

Ovulasi (pengeluaran sel telur)
Ovulasi biasanya terjadi kira-kira 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang dengan kata lain, diantara dua haid yang berurutan, indung telur akan mengeluarkan ovum, setiap kali satu dari ovarium kanan dan lain kali dari ovarium kiri. Cara menentukan adanya ovulasi:
a.       Biopsi endometrium
b.      Suhu basal badan
c.       Sitologi vaginal
d.      Getah serviks
e.       Zat warna yang kuning disebut lutein sehingga folikel yang berubah menjadi butir telur yang kuning disebut korpus luteum yang mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Bila terjadi konsepsi korpus luteum menjadi korpus luteum graviditatum dan bila tak ada konsepsi menjadi korpus luteum menstruationum.
f.       Korpus luteum menstruationum
Masa hidup diatas 8 hari, setelah itu terjadi degenerasi dan menjadi korpus albikans yang berwarna putih. Dengan terbentuknya korpus albikans maka pembentukan hormon estrogen dan progesteron mulai berkurang malahan berhenti sama sekali. Hal ini mengakibatkan ischemia dan necrose endometrium yang kemudian disusul dengan menstruasi.
g.      Korpus luteum graviditatum
Bila terjadi konsepsi, sel telur yang telah dibuahi tersebut berjalan ke kavum uteri dan sesampainya di dalam kavum uteri membenamkan diri di dalam endometrium atau nidasi. Sel telur yang telah dibuahi (zygot) mengeluarkan hormon-hormon sehingga korpus albikans tetap tunbuh menjadi lebih besar dan disebut korpus luteum graviditatum yang tetap hidup sampai bulan ke-4 kehamilan, setelah itu faalnya digantikan oleh plasenta. Karena korpus luteum tidak mati, maka progesteron dan estrogen tidak terbentuk, dengan demikian endometrium tidak nekrosis tetapi malah tubuh menjadi tebal dan berubah menjadi decidua. Hal inilah yang menyebabkan seorang wanita tidak haid selama kehamilan berlangsung.

2.3  Gangguan Sistem Reproduksi Wanita
Adapula macam-macam penyakit kelamin pada wanita selain masalahkeputihan yang berkaitan erat dengan masalah organ intim kewanitaan beserta penyebab, gejala dan cara mengobatinya :
1. Gonorrhea / Chlamydia
Gonorrhea atau Chlamydia merupakan salah satu jenis bakteri penyebab keputihan yang banyak dialami oleh sebagian besar wanita. Penyebabnya ialah:
a.       Disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dari hubungan seksual dengan orang pasangan atau pria yang sebelumnya sudah teridentifikasi terkena bakteri tersebut, dapat menyebabkan infeksi yang dirasakan saat awal beberapa hari sampai beberapa minggu.
b.      Jika pada pria, penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut menyebabkan keluarnya cairan dari alat vital pria, ketika hendak berkemih dapat terasa sakit. Umumnya gejala ini dapat terasa berat atau tidak terasa sama sekali. Sedangkan pada wanita gejala dari gonorrhea dirasakan sangat ringan atau tidak terasa sama sekali, namun jika tidak diobati akan menjadi semakin parah dan menyebabkan kemandulan.
c.       Penyakit keputihan yang disebabkan oleh gonorrhea dapat diatasi dengan antibiotik bila sudah diketahui sejak dini.
2. Herpes
Disebabkan oleh adanya virus, dapat diobati namun tidak dapat disembuhkan secara total, gejala awal timbul antara 3-10 hari setelah melakukan hubungan seksual dengan penderita yang memiliki penyakit ini. Kemudian herpes ini akan menunjukkan gejala awal dengan keluar seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair. Gejala seperti ini berakhir dalam 5-10 hari. Herpes ini menyerang hampir seluruh bagian kulit. Terkadang wanita tidak menyadari bahwa herpes dapat menyerang vagina. Virus herpes ini bisa hilang sendiri namun terkadang muncul kembali.
3. Infeksi Jamur
Disebabkan oleh jamur yang menimbulkan rasa gatal dan kemerahan di bawah kulit penis pria yang belum disunat. Sedangkan pada wanita akan keluar cairan putih kental yang menyebabkan rasa gatal. Infeksi jamur ini dapat diatasi dengan krim anti jamur.
4. Syphilis
Disebabkan oleh bakteria. Muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhubungan seksual dengan penderita penyakit ini. Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi, tidak terasa sakit dan luka akan hilang setelah beberapa minggu, akan tetapi virus akan tetap menempel pada tubuh dan penyakit dapat muncul kembali seperti lecet-lecet pada seluruh tubuh dan kemudian akan hilang dengan sendirinya, kemudian virus akan menyebar ke tubuh lainnya.
Syphilis pada wanita biasanya menyerang vagina. Syphilis ini dapat disembuhkan dengan fase pemulihan dengan menggunakan penicillin. Hampir sama dengan virus herpes, namun virus herpes tidak dapat disembuhkan.
5. Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang biasanya menyebabkan keluarnya cairan dari vagina, cairan keputihan ini berbau dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Karena disebabkan oleh berbagai bakteri yang hinggap pada vagina seperti jenis bakteri gonorrhea dan chlamydia atau jamur serta bakteri lainnya yang sudah menetap pada vagina, bakteri-bakteri pada vagina dapat dilihat dengan mikroskop. Pengobatannya dapat disembuhkan dengan obat yang tepat dengan penyebabnya.
6. Bisul pada alat kelamin
Bisul pada alat kelamin dapat disebabkan oleh Virus Human Papilloma atau HPV, ditandai dengan setelah melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sebelumnya memiliki penyakit kelamin hingga tertular lewat hubungan seksual. Ketika itu akan muncul satu bisul bahkan lebih sampai terkadang membentuk benjolan yang dapat diderita selama sebulan sampai setahun. Bisul pada alat kelamin tidak hanya dialami oleh wanita, tetapi pada pria juga bisa mengalaminya. Namun ada perbedaan jika bisul pada pria terlihat kecil dan pada wanita tidak terlihat karena berada di dalam vagina. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara pap smear dengan tidak berganti pasangan.
7. Kutu Kelamin
Kutu kelamin berukuran lebih kecil atau sangat kecil atau sama dengan 1/8 inchi. berwarna kelabu kecokelatan dan hidup menetap pada rambut kemaluan. Kutu kelamin dapat disembuhkan dengan cara memakai obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin atau dengan menggunting rambut kemaluan sebagian guna menghindari kuman dan bakteri yang menempel bersamaan dengan keringat dan masuk ke bibir dalam vagina.
Kutu kelamin dapat menyebabkan rasa gatal yang luar biasa dan dapat menyebabkan luka-luka kecil jika digaruk akan terasa perih. Hal ini disebabkan oleh kebersihan yang tidak diperhatikan. Cobalah dengan mengganti celana dalam tiap kali Anda selesai buang air kecil atau air besar dan jangan menggunakan handuk secara bergantian.
8. AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ) / HIV Disease
Penyakit kelamin satu ini diakibatkan dari hubungan seksual yang sering berganti pasangan, pemakaian narkoba dengan menggunakan jarum suntik. Hal ini disebabkan oleh karena sistem kekebalan tubuh yang semakin melemah. Gejala untuk menentukan bakteri atau virus AIDS ini hanya dapat dilihat dengan melakukan pemeriksaan melaui tes darah. Virus AIDS ini banyak merenggut nyawa. Namun saat ini telah ditemukan obat untuk mengatasi virus HIV AIDS.









BAB 3
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
      Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian yaitu: alat reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang terletak di perineum.
      Fisiologi reproduksi wanita merupakan sistem yang kompleks. Pada saat pubertas umur sekitar 13-16 tahun, dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung diatas 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai pertanda kematangan alat reproduksi wanita. Sejak saat itu wanita memasuki masa reproduksi aktif sampai mencapai mati haid di umur diatas 50 tahun.

3.2  Saran
Agar system reproduksi pada wanita tetap berfungsi seperti fungsinya, maka hendaknya tetap menjaga kebersihan, dengan vulva hygiene secara teratur, dan jangan lupa periksakan setiap kejadian yang menggangu kesehatan reproduksi pada wanita.



DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Posting Komentar